Search

Tak Serang Korut, AS Disebut Takut Sekutu Kena Imbas

Meski memiliki banyak opsi militer, Amerika Serikat dinilai tetap tidak bisa berbuat banyak untuk menghadapi Korea Utara yang kembali melakukan uji coba senjata nuklir untuk keenam kalinya pada Minggu pekan lalu. 

AS semakin menunjukkan taringnya dengan mengancam akan memberikan respons militer besar-besaran atas langkah provokatif Pyongyang itu. 

Sebab, sampai saat ini, seluruh opsi militer yang dimiliki Washington dianggap "tidak ada yang bagus" bahkan cenderung berbahaya bagi keamanan sekutunya di kawasan.

Sebagai contoh, jika AS menembakkan rudal atau senjata nuklir ke Korut, warga Korea Selatan akan menjadi pihak yang menanggung risiko terbesar.

"AS selalu memiliki opsi-opsi militer untuk hadapi Korut, tapi semuanya sangat jelek [dampaknya]," tutur eks Jenderal Angkatan Darat AS, Mark Hertling.

Selama bertahun-tahun, Washington menahan serangan militer karena khawatir balasan dari Korut bisa mengancam keamanan sekutu, terutama 25 juta warga Korsel di ibu kota Seoul yang hanya berjarak 312 kilometer dari Pyongyang.

Selain itu, uji coba nuklir Korut kemarin pun dianggap tidak sepenuhnya menunjukkan ancaman langsung bagi Washington dan sekutunya di kawasan.

Walaupun Pyongyang selama ini rajin menguji coba rudal dan senjata nuklirnya, bukan berarti negara itu bisa menggabungkan kedua instrumen itu menjadi satu senjata.

"Serangkaian uji coba rudal jarak jauh dan nuklir yang selama ini dilakukan Korut memang menunjukkan negara itu berhasil membuat senjata, tapi bukan berarti mereka siap menggunakan rudal jarak jauh berhulu ledak nuklir," kata mantan direktur Pusat Intelijen Komando Militer AS untuk wilayah Pasifik, Carl Schuster.

Selain itu, menyerang Korut karena pengembangan senjata nuklir dianggap hanya akan memicu perang yang sebenarnya.

"Jika AS menyerang Korut hanya karena mereka punya senjata nuklir, itu bukanlah perang pencegahan, tapi itu murni perang senjata nuklir," kata ahli nonproliferasi nuklir dari Institut Middlebury, Jeffrey Lewis.

Namun, di satu sisi, sepenuhnya membiarkan Korut menjadi negara dengan kekuatan senjata nuklir juga akan memperbesar peluang rezim Kim Jong-un untuk mengancam AS supaya menuruti keinginannya.

"Korut mungkin nanti memaksa AS untuk tidak mengirimkan pasukannya lagi ke Korsel dan mengancam akan meledakkan senjata nuklir jika Washington tak mau menurutinya," ujar peneliti senior di RAND Corporation, Bruce Bennett.

Amerika Serikat bisa saja menyerang Korut, tapi tidak semudah itu.Amerika Serikat bisa saja menyerang Korut, tapi tidak semudah itu. (Reuters/Erik De Castro)
Butuh Waktu Kerahkan Pasukan

Sebagai negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia AS bisa saja mengerahkan pasukan militernya untuk menghancurkan Korut.

Meski begitu, butuh waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan bagi Washington untuk menggiring ribuan pasukan tempur, pengebom, kapal selam rudal, hingga kapal induknya ke Semenanjung Korea.

Walaupun saat ini AS memiliki sekitar 39 personel di Jepang dan 23 ribu tentara di Korsel, Washington masih memerlukan lebih banyak pasukan untuk benar-benar menguasai Korut.

"Dan hingga kini belum ada pasukan tambahan dari AS di kawasan," kata Schuster.

Selain itu, AS bersama dunia internasional juga masih menyimpan harapan untuk bisa menyelesaikan krisis bersama Korut dengan cara damai dan diplomasi.

"AS masih menjadi pihak penentu dalam konflik ini. Cara damai masih bisa diperjuangkan jika AS mau mempertahankan upaya diplomatik," paparnya menambahkan seperti dikutip CNN.

(aal)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Tak Serang Korut, AS Disebut Takut Sekutu Kena Imbas : http://ift.tt/2gGuU2A

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Tak Serang Korut, AS Disebut Takut Sekutu Kena Imbas"

Post a Comment

Powered by Blogger.