AS Adang Resolusi PBB untuk Cabut Embargo atas Kuba

Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya negara-negara anggota PBB mencabut embargo atas Kuba kandas akibat keputusan Amerika Serikat (AS), Rabu (1/11).

Dalam sidang umum PBB hari ini di markas organisasi antarnegara tersebut, dari 193 negara anggota hanya dua yang menyatakan tak setuju untuk mencabut embargo ekonomi atas Kuba. Dua negara itu adalah Israel, dan Amerika Serikat. Dan, AS menggunakan hak vetonya sehingga hasil mayoritas pun tak dapat menggolkan pencabutan embargo atas Kuba.

Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, menyatakan sidang umum yang digelar di markas PBB, New York, Amerika Serikat itu sebagai bagian dari panggung drama politik.

“Rezim Kuba mengirim pesan yang rapi kepada dunia bahwa mereka adalah negara yang sedih dengan ekonomi buruk, penekanan kepada rakyatnya, dan mengekspor ideologi yang menghancurkan adalah bukan dari kesalahannya,” ujar Haley dalam pernyataan yang disampaikan di muka persidangan seperti dikutip dari Reuters.

Menanggapi aksi Amerika Serikat itu, Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez menyatakan Negara Paman Sam itu tak memiliki nilai moral yang tepat untuk mengkritik Kuba. Dikutip dari AFP, Rodriguez bahkan menyebut pidato Haley tidak menghormati sama sekali negara dan pemerintahannya.

Aksi AS dalam sidang PBB kali ini telah memundurkan kembali kemajuan hubungan kedua negara saat Amerika Serikat dipimpin Presiden Barack Obama. Di bawah pemerintahan Obama, AS kembali membuka kedutaan besar di Havana sebagai tanda dibukanya kembali keran hubungan diplomatik pada Juli 2015.

Lalu, pada Maret 2016, Obama menjadi Presiden AS pertama sejak era Perang Dingin yang menginjakkan kakinya di Kuba. Tahun lalu, di bawah pemerintahan Obama, AS menyatakan abstain untuk resolusi pencabutan embargo atas Kuba yang diterapkan sejak 1991.

Sementara itu, sejak Juni lalu, di bawah pemerintahan Donald Trump, AS berjalan mundur. Pada Juni lalu, Trump mengumumkan pembatasan perjalanan dan melarang perdagangan dengan Kuba yang terkait militer dan jasa intelijen. Trump bahkan menuding Havana berada di balik serangkaian kekerasan yang dialami setidaknya oleh 24 diplomat AS. (kid)

Let's block ads! (Why?)