"Resolusi Parlemen Uni Eropa dan sejumlah negara Eropa mengenai kelapa sawit dan deforestasi serta berbagai kampanye hitam, tidak saja merugikan kepentingan ekonomi, namun juga merusak citra negara produsen sawit,” kata Jokowi pada KTT ASEAN-UE tersebut.
Resolusi Uni Eropa bertajuk Palm Oil and Deforestation of Rainforest melarang pemakaian biodiesel berbasis minyak kelapa sawit mulai 2020. Resolusi parlemen Eropa itu dianggap memberikan sentimen negatif kepada negara-negara penghasil sawit terbesar, seperti Indonesia dan sejumlah negara lainnya.
Dalam KTT ASEAN-UE, Jokowi juga mendesak Uni Eropa menghapus serangkaian kebijakan dan sikap lainnya yang juga dianggap dapat merugikan dan merusak citra produsen minyak kelapa sawit.
Menurut pernyataan kantor Sekretariat Presiden yang diterima CNNIndonesia.com, Jokowi menyatakan isu kelapa sawit sangat dekat dengan upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Selain itu, industri kelapa sawit juga mempersempit celah pembangunan serta membantu pembangunan ekonomi yang inklusif.
Apalagi saat ini terdapat 17 juta warga Indonesia yang hidupnya baik langsung maupun tidak langsung terkait dengan kelapa sawit. Di mana sekitar 42 persen lahan perkebunan sawit dimiliki oleh petani kecil.
"Berbagai kebijakan terkait sustainability telah diambil, termasuk pemberlakuan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO)," kata Jokowi.
Pernyataan Jokowi itu pun mendapat dukungan dari sejumlah negara ASEAN lain seperti Malaysia, yang merupakan salah satu negara produsen kelapa sawit terbesar. (nat)
Baca Kelanjutan KTT ASEAN-UE, Jokowi Desak Eropa Setop Diskriminasi Sawit : http://ift.tt/2zDyMc0Bagikan Berita Ini
0 Response to "KTT ASEAN-UE, Jokowi Desak Eropa Setop Diskriminasi Sawit"
Post a Comment