Sejak meneruskan takhta sang ayah, Kaisar Showa, pada 1989 lalu, Akihito dikenal banyak mendobrak tradisi kerajaan dan tak sedikit memicu kritik dari kaum tradisionalis di Negara Matahari Terbit itu.
Namun, di sisi lain, perubahan yang ia lakukan justru semakin mendekatkan kekaisaran dengan masyarakat Jepang.
"Peran dan karakter Akihito sebagai Kaisar Jepang sangat berbeda dari sang ayah. Akihito sangat populer di kalangan masyarakat dan telah banyak membantu memperbaiki peran kekaisaran menjadi relevan di Abad ke-21," tutur Jeffrey Kingston, Direktur Studi Asia Temple University pada Jumat (1/12).
Akihito telah berulang kali mengungkapkan penyesalan atas tindakan negaranya sebelum dan selama Perang Dunia II berlangsung. Salah satu yang paling menjadi kontroversi adalah ketika Akihito mengunjungi China pada 1992.
|
Akihito pun dinilai memiliki peran yang lebih besar dari para pemimpin politik selama ini dalam mendorong rekonsiliasi pemerintah dengan para korban kolonialisme Jepang.
"Akihito menjadi salah satu kaisar yang berjasa menyebuhkan luka dan keterpurukan rakyat Jepang di masa Perang Dunia II," ucap Kingston seperti dilansir CNN.
Kecintaan pria 83 tahun itu terhadap rakyat Jepang juga terlihat selama kepemimpinannya berlangsung. Akihito kerap mengundang dan berinteraksi dengan warga sipil di setiap gelaran perayaan kerajaan.
Saat Jepang dilanda bencana gempa dan tsunami besar pada 2011 lalu, Akihito bahkan ikut meninjau langsung sejumlah tempat pengungsian para korban bencana, tindakan yang tidak pernah dilakukan kaisar-kaisar sebelumnya.
Akihito juga sempat duduk bercengkerama bersama sejumlah warga yang menjadi korban tsunami di beberapa tempat pengungsian.
Dari pernikahannya itu, Akihito dan Michiko memiliki enam anak. Akihito dan Michiko pun membesarkan keenam anaknya sendiri, yang tak biasa dilakukan keluarga kekaisaran Jepang.
Beberapa tahun terakhir, Akihito dikabarkan melakukan operasi jantung dan menderita penyakit kanker prostat sehingga membuat kesehatannya kian menurun.
Pada Agustus 2016 lalu, dalam pidatonya, ia juga telah menyatakan keinginannya untuk turun takhta karena merasa umurnya sudah tidak memungkinkan lagi untuk mengemban tugas kekaisaran.
Putra Mahkota Naruhito pun diperkirakan akan menjadi penerus Akihito pada 1 Mei 2019 mendatang. Selama ini Naruhito kerap melaksanakan sejumlah tugas kekaisaran Jepang di dalam maupun luar negeri mewakili sang ayah. (stu)
Baca Kelanjutan Akihito, Kaisar Reformis yang Dicintai Rakyat Jepang : http://ift.tt/2Bo7iEXBagikan Berita Ini
0 Response to "Akihito, Kaisar Reformis yang Dicintai Rakyat Jepang"
Post a Comment