Tolak Usulan Damai, Assad Sebut Perancis Dukung Terorisme

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Suriah Bashar al-Assad menuding Perancis mendukung pertumpahan darah di negaranya dan tidak pantas membicarakan kesepakatan damai.

Komentar itu dilontarkan dalam menanggapi pernyataan Perancis yang menyebut Suriah tidak melakukan apa-apa untuk mencapai perdamaian dan mengakhiri perang, Jumat pekan lalu. Parancis juga menyebut pihak Assad melakukan pembunuhan massal di Ghouta Timur, di mana 400 ribu orang dikepung pasukan pemerintah Suriah.

"Perancis menjadi ujung tombak mendukung terorisme dan tangan mereka berlumuran darah warga Suriah sejak hari pertama dan kami tidak mengerti bagaimana mereka bisa mengubah sikap secara fundamental," cetus Assad, dalam artikel media pemerintah yang dikutip Reuters, pada Selasa (19/12).

"Mereka yang mendukung terorisme tidak berhak berbicara soal perdamaian," imbuhnya.

Diketahui, Prancis menjadi pendukung utama oposisi Suriah. Namun, Negeri Anggur itu mengambil pendekatan lebih pragmatis pada konflik Suriah sejak Presiden Emmanuel Macron menjabat. Pemerintahannya bersikap bahwa Assad tidak perlu dilengserkan untuk mencapai kesepakatan.

Macron mengatakan, pihaknya akan mendorong pembicaraan damai yang melibatkan semua pihak di konflik Suriah, termasuk Assad, dan menjanjikan "inisiatif" awal tahun depan.

Dia tidak mengatakan, usul Perancis itu terkait dengan negosiasi yang sudah berlangsung di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun demikian, ia bersikeras bahwa pemimpin Suriah itu mesti diadili karena kejahatannya.

Berbicara di Washington setelah bertemu sejumlah pejabat senior AS, Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian mengatakan, pihaknya tidak akan menerima "kuliah" dari orang yang telah membebaskan ribuan anggota kelompok bersenjata dari penjara yang memperparah perang dan mengandalkan Iran serta Rusia agar tetap berkuasa.

"Ketika Anda menghabiskan hari-hari Anda membantai warga sendiri, Anda mestinya tidak banyak bicara," cetus Le Drian.

(aal/arh)

Let's block ads! (Why?)