Penahanan ini merupakan yang kedua kalinya dalam beberapa bulan terakhir sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjatuhkan sanksi baru bagi Korut sebagai respons atas uji coba nuklir keenamnya.
Kepada Reuters, seorang pejabat bea cukai Korea Selatan mengatakan kapal KOTI ditahan di pelabuhan Pyeongtaek-Dangjin di selatan Incheon, akhir pekan lalu. Informasi tersebut kemudian dikonfirmasi oleh seorang pejabat angkatan laut.
Menurut perusahaan penyedia pelacakan jalur kapal VesselFinder Ltd., KOTI dijadwalkan tiba di pelabuhan itu pada 19 Desember lalu. Kapal tersebut mampu mengangkut 5.100 ton minyak dan sebagian besar anak buah kapalnya berasal dari China dan Myanmar.
Pejabat bea cukai enggan memaparkan detail penahanan kapal itu dengan alasan sensitivitas keamanan. Namun, kantor berita Yonhap melaporkan pejabat intelijen bersama aparat bea cukai tengah melakukan penyelidikan terkait kapal tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel mengonfirmasi penyelidikan tersebut meski menolak menjelaskan secara detail."Pemerintah sedang fokus berkonsultasi secara erat dengan negara-negara terkait dan kementerian lainnya untuk sepenuhnya mengimplementasikan seluruh sanksi DK PBB," ujarnya, Selasa (2/1).
Sebelum KOTI, pada akhir November lalu aparat Korsel juga menahan kapal berbendera Hong Kong, Lighthouse Winmore, yang diduga mengirimkan sedikitnya 600 ton minyak ke Pyongyang dengan memindahkan kargonya ke kapal Korut, Sam Jong 2, di tengah laut.
Lighthouse Winmore merupakan satu dari 10 kapal yang diusulkan untuk masuk ke dalam daftar hitam.
Beijing juga membantah sejumlah laporan yang menuding negara masih menjual minyak secara ilegal ke Korut di tengah sanksi DK PBB.
|
"Di saat yang sama, setiap tindakan yang diambil DK PBB juga harus memiliki dasar serta bukti yang konklusif dan aktual. China akan terus berpartisipasi terkait sanksi DK PBB tersebut sesuai prinsip," bunyi pernyataan Kemlu China tanpa mengelaborasi.
Sejumlah negara diduga masih berhubungan bisnis dengan Korut meski DK PBB telah mengimbau untuk membatasi hingga memutus hubungan dagang dengan Pyongyang. Langkah ini dilakukan guna menutup akses finansial Korut yang dikhawatirkan dipakai untuk mengembangkan teknologi senjata rudal dan nuklir.Selain China, Rusia juga dituding masih menjual minyak secara ilegal ke Korut. Sejumlah kapal tanker Rusia disebut memasok bahan bakar ke Korut setidaknya tiga kali dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut seorang sumber, Rusia mengirim bahan bakar tersebut dengan cara memindahkan kargo di tengah laut. (aal)
Baca Kelanjutan Diduga Kirim Minyak ke Korut, Kapal Panama Ditahan : http://ift.tt/2Cwa92LBagikan Berita Ini
0 Response to "Diduga Kirim Minyak ke Korut, Kapal Panama Ditahan"
Post a Comment