Namun sumber Korea Utara mengatakan ketiadaan perayaan disebabkan karena kondisi ekonomi yang semakin terpuruk sejak sanksi internasional dijatuhkan beberapa bulan lalu.
Padahal, perhelatan serta perayaan publik biasa dilaksanakan masyarakat negara itu sebagai bentuk pemujaan dan kesetiannya yang sangat tinggi terhadap rezim negara di Asia Timur itu.
“Sanksi internasional, terutama pasca uji coba nuklir ke-6 September lalu telah menyebabkan semakin banyaknya kesulitan yang dihadapi rakyat. Banyak dari rakyat kehilangan pekerjaan sebagai akibat terhentinya ekspor batu bara dan minyak secara bertahap,” kata sumber tersebut kepada situs berita Daily North Korea, sebagaimana dikutip The Telegraph.
[Gambas:Video CNN]
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa sanksi internasional turut menyebabkan menurunnya opini publik Korut terhadap Kim Jong-un. Hal itu disebut menjadi salah satu alasan lainnya mengapa hari jadi Kim Jong-un tidak semeriah peringatan ulang tahun bahkan hari kematian kakeknya, Kim Il Sung, dan sang ayah, Kim Jong-il.
Selama ini, hari ulang tahun Kim Jong-un juga tidak dijadikan hari libur nasional seperti kakek dan ayahnya. Selama ini, hari jadi Kim Jong-il yang jatuh pada 16 Februari bahkan diperingati sebagai Hari Bintang Cemerlang.
Adapun hari jadi Kim Il Sung pada 15 April diperingati sebagai Hari Matahari.
“Ketika pemerintah mendorong propaganda mengenai pengembangan nuklir dan rudalnya, sementara itu para pedagang serta rakyat kehilangan pekerjaan mereka dan kelaparan meningkat tahun ini, orang hanya akan menertawakan Kim Jong-un jika menjadikan hari ultahnya sebagai hari libur nasional. Karena itu opini publik terhadap Kim Jong-un telah menurun ke level baru,” ujar sumber itu.
Di sisi lain, minimnya kemegahan dan perayaan di hari ulang tahun Kim Jong-un ini disebut sebagai salah satu upaya sang adik, Kim Yo-jong, yang tengah mencoba memperbaiki dan menjadikan citra kakaknya itu sebagai pemimpin baik hati di mata rakyat.
Meski begitu, selama ini semua identitas termasuk hari kelahiran Kim Jong-un tidak pernah terverifikasi secara resmi dan masih menjadi misteri. Namun, usia Kim Jong-un ini telah dikonfirmasi tantenya, Ko Yong Suk dalam sebuah wawancara bersama The Washington Post beberapa waktu lalu.Dilansir CNN, dalam wawancara itu, Ko juga membeberkan sejumlah fakta lainnya mengenai kehidupan Kim kecil. Dia pernah turut membesarkan Kim di Bern, Swiss, saat diktaktor itu berusia 12 tahun.
“Saya mendorong Kim untuk mengajak teman-teman sekolahnya ke rumah karena kami ingin mereka menjalani kehidupan normal. Saya membuat makanan ringan untuk Kim dan teman-temannya. Merkea makan kue dan juga bermain lego,” ucap Ko yang telah membelot ke Amerika Serikat.
Dia juga menyebutkan bahwa Kim dan teman-teman kecilnya dahulu kerap mengunjungi taman hiburan Disney di Paris dan berenang di Riviera, Perancis. Ko bahkan mengatakan Kim cukup terobsesi dengan olah raga basket.
Ko juga menceritakan bagaimana Kim, di hari ulang tahunnya yang ke-8, diberikan seragam penuh lencana bintang dan kepangkatan lainnya sebagai petinggi Korut. Sejak itu, sang bibi menilai Kim akan sulit tumbuh dan berkembang sebagai anak pada umunya karena telah dibebani sejumlah tanggung jawab berat sebagai penerus rezim Korut.
Ko sendiri bersama suaminya memutuskan kabur ke Amerika setelah sodara perempuannya yakni ibu Kim Jong-un didiagnosa kanker payudara. Ko menyadari setelah saudara perempuannya tiada, tidak ada lagi orang yang berada di dalam lingkaran pemimpin Korut yang bisa melindungi mereka.
Sejak berkuasa pada 2011, hari ulang tahun Kim Jong-un tidak pernah dirayakan. Tanggal itu pun tidak ditandai khusus dalam kalender resmi 2018.
(nat)
Baca Kelanjutan Ekonomi Memburuk, Korut Tak Rayakan Ulang Tahun Kim Jong-un : http://ift.tt/2m6IWcUBagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonomi Memburuk, Korut Tak Rayakan Ulang Tahun Kim Jong-un"
Post a Comment