Israel Bahas Aneksasi Permukiman di Tepi Barat dengan AS

Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan telah berdiskusi dengan Amerika Serikat tentang kemungkinan menganeksasi permukiman Yahudi di Tepi Barat. Hal ini menimbulkan kecaman dari para pemimpin Palestina.

Namun Netanyahu tidak menjelaskan sejauh mana diskusi tersebut telah berlangsung terkait aneksasi sebagian tanah yang diinginkan warga Palestina. Langkah ini dianggap akan berhadapan dengan kekuatan oposisi internasional.

"Mengenai masalah penerapan kedaulatan, saya dapat mengatakan bahwa saya telah berbicara dengan orang Amerika mengenai hal itu untuk beberapa waktu," kata Netanyahu dikutip dikutip Reuters, Senin (12/2).

Netanyahu mengacu pada penerapan hukum permukiman Israel, langkah itu setara dengan aneksasi. Mereka saat ini berada di bawah yurisdiksi militer Israel yang menduduki Tepi Barat pada perang 1967.

Tidak ada konfirmasi langsung dari Gedung Putih mengenai apakah diskusi terkait topik ini telah diadakan.

Beberapa pengamat menyebut pernyataan Netanyahu mungkin merupakan langkah untuk menenangkan sayap kanan di kabinetnya dari sebuah rencana konkret.

Namun pernyataan tersebut memicu kemarahan Palestina yang telah meninggi sejak ada pengakuan Presiden AS Donald Trump terkait Yerusalem sebagai ibukota Israel pada 6 Desember 2017.

Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rdainah mengatakan bahwa setiap aneksasi akan "menghancurkan semua upaya untuk mencoba dan menyelamatkan proses perdamaian".

"Tidak ada yang berhak untuk membahas situasi tanah Palestina yang diduduki," kata Abu Rdainah di Moskow.

Mahmoud Abbas mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah laporan bahwa mereka dapat mendiskusikan opsi baru untuk mediasi Timur Tengah.

Sebagian besar negara menganggap permukiman Yahudi di Tepi Barat itu ilegal. Israel membantahnya. (pmg)

Let's block ads! (Why?)