Search

Dubes Suriah: Ghouta Timur Sudah Aman

Jakarta, CNN Indonesia -- Perang saudara masih berkecamuk selama lebih dari tujuh tahun di Suriah. Pemerintah Bashar Al-Assad mengklaim telah merebut kembali banyak wilayah yang sebelumnya dikuasai teroris dan pemberontak.

Meski begitu, beberapa wilayah masih bergejolak. Salah satunya dekat dari Ibu Kota Damaskus, yaitu Ghouta Timur.

Kepada Tim CNN Indonesia, Kepala Perwakilan Suriah untuk Indonesia, Ziad Zaheredin, menjelaskan situasi terkini di Ghouta dan apa yang sebenarnya terjadi dari kaca mata pemerintah.

Berikut uraian wawancaranya:

Bagaimana situasi Ghouta Timur saat ini?

Beberapa hari lalu Presiden Bashar al-Assad berkunjung langsung ke Ghouta. Alhamdulillah situasi sekarang sudah aman. Sebagian besar kelompok pemberontak sudah diusir dari wilayah itu.

Sekitar 85 persen wilayah yang semula sempat dikuasai pemberontak sudah berhasil direbut kembali pemerintah bekerja sama dengan koalisi.

Kunjungan Assad ke Ghouta juga menggambarkan kalau negara hadir untuk mencari solusi dan peduli dengan warga sipil di sana.

Bagaimana tanggapan pemerintah atas kecaman internasional?

Jika dilihat dari aspek perang, siapa yang memulai perang dengan menyerang tanah kami sendiri? Tidak mungkin pemerintah yang memulai perang kecuali ada sebabnya.

Kalau masalah ada korban warga sipil yang berjatuhan, jangan dilihat dari pihak pemerintah saja. Kita harus lihat siapa yang memulai duluan? Itu pertanyaannya.

Anda semua sering mendengar media internasional yang mengatakan bahwa pemerintah Suriah menyerang beberapa wilayah yang dikuasai kelompok teroris seperti ISIS dan Al-Nusra Front hingga menjatuhkan banyak korban. Kelompok-kelompok itu lah yang sebenarnya menyerang kota-kota di Suriah. Media internasional seperti mengubah fakta.

Sebelum pasukan pemerintah menggempur Ghouta Timur, banyak kelompok teroris yang menyerang warga sipil di sana bahkan hingga membunuh ribuan orang. Pemerintah dalam hal ini justru ingin mencari solusi bagaiaman caranya kelompok-kelompok teroris itu bisa dibumihanguskan.

Tapi media internasional mengubah fakta seolah-olah pemerintah yang melakukan serangan terhadap warga sipil di sana.

Serangan udara di Ghouta Timur.Foto: (AFP/ ABDULMONAM EASSA)
Serangan udara di Ghouta Timur.

Benarkah militer Suriah menghalangi bantuan kemanusiaan ke Ghouta Timur?

Suriah sudah membuka akses kemanusiaan di Ghouta agar warga sipil di sana bisa keluar dan selamatkan diri. Tapi pemberontak dan teroris di sana justru menghalangi dan menutup akses warga sipil itu untuk keluar.

Sebagian besar warga yang sempat terperangkap di sana namun sudah berhasil keluar bahkan mengaku selama di Ghouta mereka diperlakukan secara kasar dan tidak manusiawi oleh teroris.

Jadi kami ingin media melihat kejadian sebenarnya di Ghouta dari pengakuan warga dis ana yang menderita bukan karena pemerintah, tapi terosis. Pemerintah bahkan dalam hal ini ingin menolong warga sipil dengan membuka akses ke Ghouta.

Apakah perang sipil di Suriah terjadi karena perbedaan aliran Sunni dan Syiah?

Perang ideologi itu tidak ada, bukan di Suriah saja tapi juga di seluruh dunia. Sama seperti Indonesia, Suriah juga merasa bangga memiliki suku yang beragam. Tidak ada perang ideologi atau selisih pendapat antara Sunni dan Syiah.

Perang ideologi itu sudah pasti tidak ada. Suriah sebagai negara menjaga kerukunan beragama dan persatuan antarsuku. Jadi tidak ada namanya perselisihan ideologi.

Bagaimana pemerintah Suriah menjelaskan gempuran militer ke sejumlah kota selama ini dan tak jarang menewaskan korban sipil?

Dalam konteks gempuran militer, kami sebagai negara tidak bisa tinggal diam melihat teroris menyerang kita karena ini menyangkut harga diri kami sebagai negara. Kami harus membasmi mereka untuk menjaga agar warga tetap aman.

Jadi setelah Ghouta mungkin militer Suriah akan melancarrkan serangan ke kota lainnya, tapi kami tidak bisa memperkirakan di mana lagi. Ini tergantung musuh kita. Kalau mereka menyerang kota-kota di Suriah, pemerintah akan serang balik.

Selama teroris menyerang kota-kota di Suriah, adalah hak suriah sebagai negara untuk membasmi mereka. Asalkan serangan itu di tanah Suriah, pemerintah harus turun tangan dan tidak bisa diam.

Apalagi kita harus melihat musuh kita saat ini adalah musuh besar, bukan sembarangan karena mereka didukung negara kuat. Dan perang itu pasti akan memakan korban. Tak usah bicara soal korban anak-anak dan perempuan. Orang tua bahkan banyak yang menjadi korban bom teroris yang tiba-tiba meledak di wilayah mereka.

Namun pemerintah berupaya supaya kita dapat mengurangi kematian warga sipil.

PBB dan kalangan internasional menyebut Suriah menggunakan senjata kimia untuk menumpas pemberontak, bagaimana tanggapan pemerintah?

Itu tidak mungkin. Karena Suriah sudah menandatangani konvensi internasional pelarangan penggunaan senjata kimia. Badan internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga sudah mengirim beberapa bukti bahwa yang menggunakan senjata kimia adalah para teroris itu sendiri.

Suriah sebagai negara tidak mungkin mencelakakan rakyatnya dengan senjata kimia.


Mungkinkah NATO dan Uni Eropa berperan dalam rekonstruksi di Suriah?

Sejak lama, tujua NATO dan negara Barat lainnya di Suriah bukan untuk memerangi teroris, tapi untuk menghasut warga agar mereka berpikir pemerintah yang memulai perang. Koalisi internasional yang dipimpin AS selama ini juga sebenarnya bukan untuk memerangi teroris tapi ingin menghancurkan pemerintah Suriah.

Sulit rasanya mempercayai AS untuk bekerja sama menumpas teroris seperti ISIS di Suriah karena dari awal niat Washington sudah tidak baik.

AS melihat rezim Suriah sebagai musuh besar sehingga berusaha menyingkirkan Suriah dengan membantu pemberontak, termasuk ISIS, di sana.

AS tidak memerangi ISIS, tapi justru mereka mendukung ISIS. Ini terbukti dari sejumlah serangan yang dilakukan koalisi AS selama ini di Suriah dan pemberian senjata kepada pemberontak.

Bagaimana tanggapan pemerintah soal organisasi White Helmet atau Pasukan Pengamanan Sipil Suriah?

Organisasi White Helmet itu digunakan sebagai salah satu teknik teroris menghancurkan pemerintah Suriah di mata dunia internasional.

Sebab, saat Aleppo masih bergejolak, banyak barang-barang berisi senjata bahkan senjata kimia diletakkan bersama pakaian para pasukan helm putih. Organisasi ini buatan teroris.

Apa rencana pemerintah untuk segera menuntaskan konflik berkepanjangan ini?

Peperangan pasti ada titik akhir dan penyelesaiannya. Kita selalu berdoa bahwa krisis ini akan selesai dan semua pihak mau berdialog. Kami menginginkan seluruh pihak terlibat bisa ikut berdialog mencari solusi damai. Namun, harus tanpa campur tangan negara atau pihak lain.

Beberapa bulan lalu di Sochi, Rusia, juga digelar konferensi damai antara kelompok oposisi dengan pemerintah. Dalam pertemuan itu, pemerintah mendapat pemahaman dan pandangan bagaimana agar Suriah bisa bersatu lagi. Pemerintah saat ini juga sedang berupaya bagaimana menindaklanjuti pembicaraan tersebut.

[Gambas:Video CNN]

Apakah pemerintah membuka peluang bernegosiasi dengan pemberontak? Apa yang bisa ditawarkan pemerintah agar pemberontak mau menyerah?

Pemerintah sudah lama membentuk serangkaian majelis untuk mempersatukan kelompok oposisi dan pemerintah. Kedua, pemerintah juga berjanji jika pemberontak mau berdamai dan menyerahkan diri, kami akan lebih memprhatikan dan memperbaiki kehidupan mereka terutama dalam segi finansial.

Damaskus menyebut bahwa tak lama lagi pemberontak di Ghouta akan menyerah, benarkah?

Berita tersebut boleh dibenarkan juga karena pesawat militer Suriah sudah menyebarluaskan pemberitahuan dan seruan agar para pemberontak mau menyerahkan diri dan kembali pada persatuan Suriah.

Ada sebagian kelompok yang menerima tawaran damai itu, namun ada sebagian kelompok yang masih keras kepala.

[Gambas:Video CNN]

Bagaimana sebenarnya pandangan warga Suriah terhadap Presiden dan kepemimpinan Assad?

Warga Suriah menggambarkan Assad ibarat kapten kapal yang sedang oleng dan mau tenggelam. Biasanya, orang-orang sibuk lari untuk menyelamatkan diri, tapi Assad tidak. Sebab, Assad menganggap dirinya adalah pemimpin negara.

Assad sangat dicintai rakyatnya di seluruh Suriah baik itu di Ibu Kota Damaskus maupun di kota-kota pinggiran lainnya. Sebagai presiden, Assad bahkan sering mengunjungi wilayah konflik untuk menemui warganya yang sakit atau terluka.

Sebagai pemimpin, dia merasa harus menjaga rakyatnya. Dan warga Suriah menilai Assad memperhatikan nasib mereka karena sering menengok mereka.

(nat)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Dubes Suriah: Ghouta Timur Sudah Aman : http://ift.tt/2IKCHpx

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Dubes Suriah: Ghouta Timur Sudah Aman"

Post a Comment

Powered by Blogger.