Melansir CNN, Menteri Dalam Negeri Afghanistan Najib Danish mengungkapkan pengebom berjalan kaki saat meledakkan dirinya di depan gerbang kantor tersebut pada pukul 10.00 pagi waktu setempat.
ISIS mengklaim bertanggungjawab atas bom bunuh diri tersebut, melalui sebuah pernyataan yang disebarkan lewat Telegram. Kelompok tersebut mengaku menarget orang-orang Syiah yang berada di luar kantor registrasi pemilih di pemukiman Dashte Barchi.
Pendaftaran tersebut dilakukan untuk pemilu parlemen dan dewan distrik di Afghanistan yang akan digelar pada 20 Oktober mendatang. Registrasi dibuka sejak 14 April lalu.
Dikutip dari AFP, pemerintah Afghanistan telah mendorong orang-orang untuk mendaftar di lebih dari 7.000 tempat pemungutan suara di seluruh negeri karena berusaha untuk mengadakan pemilihan yang kredibel dan bebas penipuan.
Serangan ini menandai peningkatan kekhawatiran tentang keamanan menjelang pemilihan legislatif, yang rencananya dijadikan sebagai uji coba untuk pemilihan presiden tahun depan.
Dalam sebuah pesan di akun Twitter miliknya, Kepala Eksekutif Afghanistan Abdullah Abdullah mengutuk serangan itu.
"Saya berdiri bersama semua orang yang terdampak atas serangan pengecut ini. Keputusan kita untuk pemilihan yang adil dan transparan akan terus berlanjut dan teroris tidak akan menang melawan keinginan orang-orang Afghanistan," tulis Abdullah.
Sementara, Presiden Ashraf Ghani mengatakan bahwa serangan di Kabul dan di Pul-e-Khumri merupakan tindakan teroris yang kejam.
"Saya memohon rahmat Allah atas mereka yang mati syahid, cepat sembuh bagi yang terluka, dan menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Saya menginstruksikan lembaga-lembaga terkait untuk memberikan dukungan dan perawatan bagi mereka yang terkena dampak," cuit Ghani di akun Twitter miliknya.
(res) Baca Kelanjutan Bom Bunuh Diri di Kantor Pemilu Afghanistan Tewaskan 57 Orang : https://ift.tt/2F7Mh2GBagikan Berita Ini
0 Response to "Bom Bunuh Diri di Kantor Pemilu Afghanistan Tewaskan 57 Orang"
Post a Comment