Hal ini diamini oleh sejumlah pengamat, termasuk Direktur Senior Institut Ekonomi Korea, Troy Stangarone.
"Di Korea Utara tak ada yang kebetulan. Semua gerakan diatur dengan alasan tertentu," ujar Stangarone yang kemudian mengatakan bahwa sebutan itu membuat Ri "lebih masuk ke dalam norma Barat dan membantu menghilangkan jejak komunis masa lalu."
Sebutan 'Ibu Negara' terakhir kali digunakan Korea Utara pada medioa 1970-an untuk istri Kim Il-sung, Kim Song-ae.
"Peningkatan status Ri tak hanya memperkuat status keluarga Kim di Korut, tapi juga mengubah persepsi internasional atas rezim tersebut," ucap Stangarone kepada CNN.
Setelah itu, Ri terlihat menghadiri pertunjukan tari Balet Nasional China dalam rangkaian perayaan hari kelahiran Kim Il-sung, tanpa didampingi Kim Jong-un.
Di sela acara tersebut, Ri sempat berbincang dengan kepala Departemen Internasional Partai Komunis China.
![]() |
"Kami di Women Cross DMZ merasa sangat bahagia dan sangat berharap pada upaya diplomatik dan perdamaian dari semua pihak, Seoul, Pyongyang, Washington, dan Beijing, dan menyambut baik partisipasi perempuan, termasuk dari Korut, di semua tingkatan," katanya.
Selain keterlibatan perempuan, Korut juga dianggap mengubah citra mereka di komunitas internasional dengan serentetann gestur damai.
Kim juga akan bertemu dengan Presiden Korsel, Moon Jae-in, pada 27 April mendatang. Sekitar satu bulan setelahnya, Kim dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump. "Semua langkah ini memiliki satu tujuan, yaitu untuk membentuk ulang citra rezim," kata Stangarone kepada CNN. (has)
Baca Kelanjutan Pakai Istilah Ibu Negara, Korut Hapus Jejak Komunis Masa Lalu : https://ift.tt/2vuJQHMBagikan Berita Ini
0 Response to "Pakai Istilah Ibu Negara, Korut Hapus Jejak Komunis Masa Lalu"
Post a Comment