Search

Batal Temui Kim Jong-un, Trump Dinilai Merugi

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengejutkan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada September lalu saat ia mengancam untuk "sepenuhnya menghancurkan" Korea Utara.

Delapan bulan kemudian, dia mengatakan "semua orang" berpikir dirinya mesti mendapatkan Anugerah Nobel Perdamaian untuk karena pendekatannya dengan pemimpin Korut Kim Jong-un memungkinkan dialog tatap muka menuju denuklirisasi Semenanjung Korea.

Kini, pertemuan yang rencananya akan digelar pada 12 Juni di Singapura dibatalkan, mengakhiri tarik ulur berbulan-bulan dengan Pyongyang, sekaligus harapan Trump mendapatkan kemenangan diplomatik.


Berbicara di Gedung Putih, Trump mengatakan pembatalan itu adalah kerugian bagi Korea Utara dan dunia. Namun di sisi lain, pengamat juga menyebut langkah itu merupakan kerugian bagi Trump, sosok yang membanggakan kemampuannya meraih kesepakatan.

Setelah menarik AS dari perjanjian nuklir Iran dan membuat marah sekutu dengan tarif perdagangan baja dan almunium, kesuksesan dengan Kim semestinya bisa jadi kesempatan bagi mantan pebisnis New York itu untuk membanggakan diri di hadapan dunia.

"Ini jelas kerugian (bagi Trump). Apakah ini jadi pukulan telah adalah hal lain," kata William Galston, peneliti senior di Brookings Institution sekaligus analis politik.

Galston mengatakan warga Amerika mungkin tak akan menyalahkan Trump atas pembatalan ini, meski mereka mungkin akan menghargainya jika pertemuan berhasil diadakan.

"Bakal jadi pukulan telak jika pertemuan itu jadi dilaksanakan dan menghasilkan sesuatu yang signifikan," ujarnya sebagaimana dikutip Reuters.

Trump sempat menaruh harapan tinggi pada pertemuan itu. Dia menepikan retorika penuh kebencian yang sempat memicu kekhawatiran peran dan mengadopsi nada yang bersifat mendamaikan kepada Kim, menyebutnya terbuka dan terhormat.

[Gambas:Video CNN]

Selasa malam, dalam pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Trump mengatakan pertemuannya bakal membawa kebaikan bagi dunia dan bisa terjadi di masa depan seandainya gagal diadakan bulan depan.

"Ada kesempatan pertemuan ini akan berlangsung sangat, sangat baik bagi Korea Utara dan sangat baik bagi dunia," ujarnya.

Dua hari kemudian, Trump membatalkannya.

"Saya merasa dialog luar biasa tengah terbangun antara Anda dan saya," kata Presiden dalam surat kepada Kim, menunjukkan bahwa dirinya sangat ingin bertemu.

"Jika Anda berubah pikiran terkait pertemuan paling penting ini, mohon jangan ragu hubungi atau surati saya."

Seorang pejabat senior pemerintahan mengatakan Trump sendiri yang mendiktekan isi surat itu. Di dalamnya, ia juga memperingatkan bahwa kekuatan nuklir AS jauh lebih kuat dari Pyongyang.

Di luar retorika optimistisnya, Gedung Putih menyatakan Trump siap membatalkan pertemuan itu kapan saja.

"Presiden selalu menegaskan ia siap meninggalkan pertemuan itu, dan ia memegang kata-katanya," kata pejabat tersebut.

Trump disebut siap memegang kata-katanya dengan membatalkan pertemuan dengan Kim.Trump disebut siap memegang kata-katanya dengan membatalkan pertemuan dengan Kim. (REUTERS/Jonathan Ernst)
Namun kini, setidaknya sementara ini, Trump ada di posisi yang sama dengan para pendahulunya, orang-orang yang kerap ia kritik dan hina karena gagal mengatasi ancaman nuklir Korut.

Hal ini juga membuat inisiatif diplomatik pemerintahannya melemah.

Berupaya mencapai kesepakatan denuklirisasi dengan Korea Utara sempat jadi prioritas utama bagi kepala negara yang selalu berjanji mengedepankan kepentingan Amerika Serikat ini.

Kegagalan pertemuan dengan Kim juga menghilangkan faktor yang bisa saja membantu prospek politik Trump di dalam negeri.

Pengaruh AS

Presiden yang tengah dirundung skandal kedekatan dan kolusi dengan Rusia ini tampak mendulang dukungan tambahan dalam beberapa survei, belakangan. Beberapa menyebut pergerakan Trump dengan Korea Utara adalah salah satu faktor peningkatan popularitasnya.

Masih terlalu dini untuk menyimpulkan pembatalan ini akan merugikannya secara politik, tapi Whit Ayres, seorang konsultan politik, mengatakan situasi bisa jadi lebih buruk jika Trump jadi bertemu Kim tapi gagal mendapatkan apa-apa.

"Membatalkan pertemuan yang tidak produktif lebih baik daripada mengadakan pertemuan yang tidak produktif," ujarnya.

Para pengkritik menyebut Trump tak mendapatkan apa-apa, membiarkan Korea Utara sebagai kekuatan nuklir dan menyerahkan pengaruh AS dengan menyetujui bertemu dengan Kim.

Donald Trump menyerahkan sebagian besar pengaruh Amerika dan tak mendapatkan apa-apa Jamie Metzl
"Dengan menyetujui bertemu dengan Kim, Donald Trump menyerahkan sebagian besar pengaruh Amerika dan tak mendapatkan apa-apa dari Korea Utara," kata Jamie Metzl, peneliti senior di Pusat Strategi dan Keamanan Scowcroft, Atlantic Council.

Upaya diplomatiknya setidaknya menghasilkan satu keberhasilan: kepulangan tiga warga Amerika yang ditahan di Korea Utara. Trump menyambut mereka di Pangkalan Udara dekat Washington awal bulan ini.

Korea Utara juga menepati janjinya meledakkan terowongan yang digunakan untuk menguji coba nuklir, meski Gedung Putih menyebut fasilitas itu mungkin masih bisa digunakan di masa depan.

Sementara pemilu Kongres menanti di November yang akan datang, Trump semestinya bisa menggunakan keberhasilan lebih luas dengan Korea Utara untuk mendukung Partai Republik di lembaga legislatif AS.

(aal)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Batal Temui Kim Jong-un, Trump Dinilai Merugi : https://ift.tt/2IMa2Qp

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Batal Temui Kim Jong-un, Trump Dinilai Merugi"

Post a Comment

Powered by Blogger.