
Dugaan itu muncul setelah stasiun televisi GMA-7 menayangkan video telepon genggam yang menunjukkan sejumlah penjaga pantai China memasuki kapal nelayan untuk mengambil hasil tangkapan mereka.
"Mereka datang, kemudian mengambil yang mereka inginkan. Mereka masukkan ke dalam plastik. Mereka mengambil yang terbaik," ujar seorang nelayan, Ernie Egana, sebagaimana dikutip Inquirer.
Menanggapi video ini, juru bicara kepresidenan Filipina, Harry Roque, mengatakan bahwa pihaknya akan menyampaikan protes resmi jika peristiwa tersebut benar terjadi.
"Jika ada bukti, akan menjadi dasar untuk protes. Kami sudah meminta GMA untuk memastikan keaslian video yang saya lihat belum ada kesimpulannya. Saya tak benar-benar melihat ada perundungan," katanya.
Senada, analis keamanan dari RAND Corporation, Lyle Morris, juga menganggap insiden tersebut sebagai "kejahatan di laut."
"Petugas CCG itu bahkan tidak memakai seragam, hanya memakai kaus hijau. Itu bukan hanya tidak profesional, tapi juga seperti penjahat di laut," ucap Morris, seperti dilansir Inquirer.
Pada 2012, Pengadilan Tetap Arbitrase menetapkan bahwa dangkalan itu adalah daerah tangkapan ikan bersama untuk Filipina, China, dan nelayan lainnya meski masuk dalam Zona Ekonomi Eksklusif Manila.
Namun, China mengambil alih daerah tersebut setelah bersitegang dengan Angkatan Laut Filipina pada 2012 lalu.
Nelayan Filipina dapat kembali berlayar di Dangkalan Scarborough sejak 2017 lalu, setelah hubungan Beijing dan Manila di bawah Presiden Rodrigo Duterte mulai kuat. (has)
Baca Kelanjutan Petugas China Diduga Ambil Tangkapan Nelayan FIlipina di LCS : https://ift.tt/2xUwplYBagikan Berita Ini
0 Response to "Petugas China Diduga Ambil Tangkapan Nelayan FIlipina di LCS"
Post a Comment