Gedung Putih Pertimbangkan Permintaan Putin Tanyai Pejabat AS

Jakarta, CNN Indonesia -- Gedung Putih tengah mempertimbangkan permintaan Presiden Vladimir Putin untuk menanyai sejumlah pejabat Amerika Serikat yang diduga Kremlin melakukan aktivitas ilegal.

"Presiden akan bertemu dengan timnya dan kami akan memberi tahu kalian ketika kami sudah memiliki pengumuman mengenai hal itu," ujar juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (18/7).

Permintaan ini disampaikan langsung oleh Putin saat bertemu dengan Presiden Donald Trump di Helsinki pada Senin (15/7) lalu.

Putin mengatakan bahwa ia mengizinkan penyelidik AS untuk menginterogasi 12 petugas intelijen Rusia yang didakwa melakukan serangan siber dalam upaya intervensi pemilu pada 2016 lalu.
Sebagai timbal balik, Rusia ingin melakukan hal serupa terhadap sejumlah warga AS yang diduga terkait dengan manajer keuangan bernama Bill Browder.

Mantan investor di Rusia itu pernah mengatakan bahwa dia bakal membantu menyoroti korupsi di Moskow.

Putin menuding Browder berkontribusi dalam kampanye rival Trump, Hillary Clinton, dengan uang yang didapat di Rusia tanpa membayar pajak. Menurut Putin, sejumlah petugas intelijen AS membantu Browder.

Nama yang masuk daftar permintaan Putin adalah Michael McFaul, mantan Duta Besar AS untuk Rusia pada masa pemerintahan Barack Obama, juga seorang mantan pejabat intelijen.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert, menyebut tudingan Rusia ini "benar-benar absurd."

McFaul mengatakan bahwa sikap Gedung Putih untuk mempertimbangkan permintaan ini "menyandingkan kesetaraan moral sebuah dakwaan resmi terhadap intelijen Rusia dengan fantasi konyol tanpa dasar fakta."

Browder sendiri mengaku sangat terkejut seorang juru bicara untuk Trump menyatakan bahwa pemerintah AS mempertimbangkan permintaan tersebut. (has)