
Kekhwatiran ini muncul karena hingga saat ini, aparat belum bisa menemukan puluhan orang yang dilaporkan terperangkap longsor di daerah Set Mu sejak Selasa kemarin.
"Kami belum dapat menemukan satu jasad pun. Kami akan mencari lagi haru ini dengan bantuan Palang Merah dan pemadam kebakaran," ujar kepala kepolisian setempat, Aung Zin Kyaw, kepada AFP.
Dengan anggota 70 ribu orang, Rawang adalah salah satu kelompok etnis terkecil di tengah daerah pegunungan bermata pencaharian utama tambang itu.
Regulasi dan pemantauan di daerah yang sebenarnya memberikan keuntungan besar bagi Myanmar itu memang sangat kurang. Jika musim hujan datang, kondisi di daerah pertambangan itu sangat berbahaya.
Pada tahun ini saja, puluhan orang tewas akibat longsor di negara bagian Kachin itu. November 2015 lalu, lebih dari 100 orang tewas akibat bencana serupa.
Sementara itu, Watchdog Global Witness memperkirakan industri giok di daerah itu bisa mencapai nilai US$31 miliar pada 2014.
Sejak gencatan senjata antara pemerintah dan pemberontak di daerah itu gagal pada 2011, lebih dari 100 ribu orang angkat kaki dari tanah itu untuk menghindari pertempuran sengit.
Harapan mulai muncul ketika kubu Aung San Suu Kyi menang dalam pemilu 2016 lalu. Namun, agenda perdamaian dengan pemberontak itu tak kunjung terwujud hingga saat ini. (has)
ARTIKEL TERKAIT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Longsor Tambang Myanmar, 27 Orang Dikhawatirkan Tewas"
Post a Comment