Search

Mantan Penasihat Wapres AS Sebut Kebijakan Trump Abu-abu

Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Penasihat Keamanan Wakil Presiden Amerika Serikat, William M Wise, menyebut kebijakan Gedung Putih yang tidak pasti di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump saat ini menjadi kesempatan ASEAN untuk memperkuat regionalisme di antara negara anggota.

Wise menuturkan kecenderungan kebijakan Trump yang berfokus pada "America First" membuat negara-negara sekutu dan sahabat tak bisa lagi selalu mengandalkan Washington dalam berpolitik di dunia internasional.

"Bagi Asia Tenggara, pendekatan AS yang sangat berbeda di era Trump ini memunculkan kesempatan bagi ASEAN untuk membangun dan memperkuat mekanisme institusional kawasan untuk bisa lebih menyediakan tatanan dan keamanan bagi negara anggota," ucap Wise dalam diskusi bertema 'Kebijakan AS di Asia Tenggara di Bawah Pemerintahan Donald Trump' di Jakarta, Jumat (27/7).


Wise tak menampik bahwa Trump telah banyak mengubah kebijakan-kebijakan tradisional AS yang diwarisi para pendahulunya, terutama terkait politik luar negeri.

Sebagai contoh, Wakil Direktur Studi Asia Tenggara (SAIS) John Hopkins Univeristy itu mengatakan kebijakan AS di bawah Trump kembali terfokus pada persaingan geopolitik antar-negara, terutama dengan China dan Rusia. Padahal, dalam dua dekade terakhir, perang melawan terorisme global menjadi prioritas tertinggi AS.

Di bawah komando Trump, papar Wise, gedung Putih semakin memperkuat pandangannya bahwa tantangan utama AS adalah kebangkitan ekonomi China dan pengaruh Rusia.

Hal tersebut, menurut Wise, juga bisa dilihat dari perang dangan yang sedang terjadi antara Washington dan Beijing saat ini.


Wise menganggap sengitnya persaingan AS dan China saat ini semakin memperjelas kebutuhan sesama negara Asia Tenggara memperkuat sentralitas ASEAN.

"Jika ASEAN belum terbentuk saat ini, maka ini merupakan waktu yang tepat untuk membentuknya. Terus terang, kekuatan ASEAN sebagai instrumen regional di Asia Tenggara dibutuhkan untuk memastikan pengaruh persaingan China-AS tidak mengobrak-abrik, tapi justru menguntungan seluruh negara di kawasan," kata Wise.

Selain itu, Wise juga menyinggung sejumlah langkah Trump belakangan yang semakin menunjukan proteksionisme, seperti menarik AS dari sejumlah perjanjian perdagangan, traktat perubahan iklim, hingga keluar sebagai anggota Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Pemerintahan AS saat ini benar-benar menilai China sebagai kompetitor murni. AS di bawah Trump melihat politik internasional itu berbasis hubungan transaksional yang mesti menguntungkan Amerika," ujar Wise.


"Karena itu, untuk mengerti kebijakan AS di Asia Tenggara berarti harus mengerti efek dari kepribadian Trump terhadap kebijakan AS."

Senada dengan Wise, dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri RI, Siswo Pramono, mengatakan Asia Tenggara termasuk Indonesia tak terlalu terpengaruh kebijakan AS di bawah Trump yang cenderung lebih menutup diri.

Meski begitu, Siswo menekankan Indonesia tetap optimis untuk mengutamakan kerja sama dalam memperkuat kemitraan dengan negara-negara sahabat, termasuk AS.

Menurutnya, meski kebijakan AS saat ini sulit diprediksi, Jakarta optimis bahwa Washington akan terus berkomitmen memperkuat kemitraannya dengan negara-negara di kawasan, termasuk Indonesia.


"Kan banyak engagement kita dengan AS yang positif selama ini. Misalnya kerja sama pelatihan militer, AS tetap berinvestasi di Indonesia meskipun tidak sebanyak investasi Singapura, Jepang, dan China," kata Siswo.

"Kita tidak bisa ubah AS, tapi kita bisa mempengaruhi mereka dengan dialog. Kita akan terus berdialog dan menjelaskan bahwa jika AS menjauh dari ASEAN, Amerika sendiri yang akan rugi karena pusat pertumbuhan ekonomi masa depan dunia terletak di Asia, termasuk Asia Tenggara."

(nat)



ARTIKEL TERKAIT

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Mantan Penasihat Wapres AS Sebut Kebijakan Trump Abu-abu : https://ift.tt/2K1BfhY

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Mantan Penasihat Wapres AS Sebut Kebijakan Trump Abu-abu"

Post a Comment

Powered by Blogger.