Pernyataan tersebut dikeluarkan pada Senin (6/8) setelah terbit laporan rahasia PBB yang menyimpulkan bahwa Korea Utara belum menghentikan program rudal dan nuklirnya. Aktivitas Korut itu melanggar resolusi PBB.
Korea Utara dan Amerika Serikat bertekad untuk bekerja sama menghentikan program senjata Pyongyang dalam pertemuan tingkat tinggi di Singapura, namun keduanya gagal mencapai kesepakatan terkait pencapaiannya.
Koran Rodong Sinmun, yang merupakan corong pemerintah Korut mengatakan bahwa "langkah-langkah praktis" sudah mementahkan resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Muncul argumentasi berlebihan dari Departemen Luar Negeri AS untuk tidak mencabut sanksi sampai proses denuklirisasi selesai, dan menambah sanksi adalah upaya untuk meningkatkan posisi dalam bernegosiasi," tulis editorial koran itu.
Pemerintahan Presiden Donald Trump mendorong PBB menerapkan sanksi keras terhadap Korea Utara sementara Kim Jong Un melakukan serangkaian uji coba rudal dan nuklir tahun lalu.
![]() |
Pompeo menyatakan upaya Korea Utara menghentikan program senjatanya tidak sejalan dengan komitmen Kim Jon Un untuk melaksanakan denuklirisasi, meski dia mengemukakan optimisme proses itu akan bisa selesai.
Situs Uriminzokkiri, mengecam sanksi dan tekanan sebagai "anarkis" dan penghalang terciptanya hubungan yang lebih baik. Situs Korut tersebut meminta agar ada pernyataan penghentian perang Korea secara resmi.
Perang Korea pada tahun 1950-an ini dihentikan dengan gencatan senjata antara Korut dengan AS, bukan kesepakatan damai. Hal ini menyebabkan Korea Selatan secara teknis masih dalam keadaan perang dengan Korea Utara.
Satu situs propaganda Korea Utara lainnya, Maeri, menekankan perlunya langkah AS untuk membangun rasa saling percaya terkait langkah-langkah Korea Utara menghentikan program senjata dan mengembalikan jenazah tentara negara itu.
"It takes two to tango," kata website itu yang merujuk pada istilah yang berarti dua pihak harus bisa saling mengerti untuk mencapai tujuan yang sama.
Juru bicara istana kepresidenan Korea Selatan mengatakan kepada wartawan: "Kami ingin Korea Utara mempercepat proses denuklirisasi, dan AS memperlihatkan sikap tulus terhadap tuntutan Korea Utara sebagai balasannya." (yns)
Baca Kelanjutan Media Korea Utara Desak AS Cabut Sanksi : https://ift.tt/2AIPWXLBagikan Berita Ini
0 Response to "Media Korea Utara Desak AS Cabut Sanksi"
Post a Comment