Manigault Newman, yang dikenal publik AS pertama kali saat menjadi kontesan di acara realitas TV Trump tersebut, membocorkan rekaman pribadi yang memalukan saat-saat dia bersama "The Donald" di Gedung Putih.
Dalam bukunya, Newman yang lebih dikenal publik Amerika sebagai 'Omarosa' menggambarkan Trump sebagai rasis, pembohong dan 'germopobia' yang tak punya empati.
Memoar Omarosa itu menjerumuskan Gedung Putih dan Trump dalam krisis baru. Pernyataan-pernyataan Omarosa pun mendominasi berita-berita utama media Amerika selama beberapa hari terakhir.
Tim Trump merespons dengan marah, dan melancarkan kampanye untuk mendiskreditkan Omarosa, serta berupaya menggugatnya dalam jeratan hukum karena dianggap melanggar perjanjian tutup mulut.
Trump pun telah menyebut 'Omarosa' sebagai 'Orang Rendahan' setelah merilis rekaman pemecatannya oleh Kepala Staf Gedung Putih John Kelly. Rekaman itu tampaknya dibuat di 'Situation Room' Gedung Putih.
Tak lama setelah Omarosa merilis rekaman percakapan dengan Trump pascapemecatannya, Presiden AS itu berulang kali menyebut dia 'aneh'.
Pada Selasa (14/8), Trump lagi-lagi melontarkan kecaman, dengan tingkat kekesalan yang jarang terlihat, bahkan dari seorang presiden yang terkenal kerap menghina para kritikus dan lawan-lawan politiknya.
"Ketika Anda memberikan kesempatan kepada orang rendahan yang gila, dan memberikan dia pekerjaan di Gedung Putih, menurut saya itu tidak akan berhasil. Jenderal Kelly bekerja bagus dengan memecat anjing itu secepatnya," cuit Trump lewat akun Twitter resminya.
Foto: AFP PHOTO / SAUL LOEB
Juru Bicara Gedung Putih, Sarah Sanders |
Komentar Trump memicu kritik dari kedua partai politik di Amerika Serikat.
"Bahasa semacam ini tidak pantas bagi seorang Presiden Amerika Serikat. Tidak ada alasan untuk itu, dan Partai Republik tidak boleh merasa baik-baik saja dengan itu," kata Jeff Flake, Senator Partai Republik, yang kerap mengkritik Trump.
"Beraninya dia? Dia telah membuat negeri ini berlutut," kata Frederica Wilson, anggota Kongres AS dari Partai Demokrat seperti dilansir kantor berita AFP.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders menyatakan penghinaan yang dilontarkan Trump lewat akun Twitter-nya tidak ada hubungannya dengan ras atau gender.
"Presiden adalah orang yang melihat kesetaraan kesempatan, yang menyebut hal-hal sesuai pandangannya. Dia akan melawan setiap tantangan dan akan dia lakukan tanpa tedeng aling-aling," kata Sanders.
Buku dan rekaman-rekaman yang dibocorkan Omarosa Manigault Newman, 44, mantan sekutu Trump, cukup mengejutkan.
Di stasiun televisi CBS News, Omarosa menjelaskan mengapa dia membuat rekaman-rekaman itu. "Di Dunia Trump, semua orang berbohong," kata dia.
"Semua orang mengatakan satu hal suatu hari, lalu berbeda keesokan harinya. Saya ingin merekam hal ini, jika suatu ketika saya menghadapinya, seperti yang Anda katakan, saat mereka. mempertanyakan kredibilitas saya," kata Omarosa.
Dokumentasi Omarosa selama di Gedung Putih kemungkinan akan menarik mantan koleganya, dan mungkin Penasihat Khusus, Robert Mueller yang sedang menyelidiki keterlibatan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016, yang dimenangkan Trump.
Manigault 'Omarosa' Newman menyatakan dia sudah berbicara dengan Muelller, dan soal apakah Tim Trump berkolusi dengan Moskow dalam Pilpres AS 2016 tersebut. Omarosa menyatakan dia ingin melakukannya lagi.
Buku Manigault Newman bertajuk 'Unhinged: An Insider's Account of the Trump White House' laris manis di toko-toko buku maupun dalam bentuk digital, Selasa (14/8).
"Cacat terbesar dalam karakter Donald Trump sebagai pemimpin dan manusia adalah tidak adanya empati sama sekali," tulis Omarosa Manigault Newman. Dia menggambarkan Presiden AS ke-45 itu sebagai 'teman' tapi menyerang Trump tanpa henti.
"Tak ada yang lebih berarti dari bagi Donald daripada dirinya sendiri," kata Omarosa. Dia menduga Trump dan Melania tidur di kamar yang terpisah. Trump juga disebut membawa ranjang pewarna kulit ke Gedung Putih.
Manigault Newman juga menggambarkan Trump sebagai pengusaha brilian, namun itu hanya 'sisi fungsional dari yang sebenarnya buta huruf'. Dia juga menyebut Trump 'gampang lupa dan frustrasi', serta dalam kondisi 'penurunan mental' yang 'tak dapat disangkal lagi'.
Omarosa juga menyatakan pernah merekam Trump saat menghina dengan kata-kata rasis. Trump menyangkal tuduhan tersebut.
Katrina Pierson, salah satu ajudan Gedung Putih lainnya membantah adanya percakapan yang dimaksud. Adapun Sanders, jubir Gedung Putih, menyatakan dia tidak dapat memastikan apakah presiden pernah menghina dengan kata-kata rasis. "Saya tidak selalu berada di tiap ruangan," kata Sanders.
(nat)
Baca Kelanjutan Trump Sebut Mantan Ajudan Gedung Putih 'Anjing' : https://ift.tt/2MPvO7RBagikan Berita Ini
0 Response to "Trump Sebut Mantan Ajudan Gedung Putih 'Anjing'"
Post a Comment