
"Kami telah diberi tahu oleh pejabat AS bahwa mereka memutuskan menutup kantor perwakilan Palestina di AS," kata Erekat melalui pernyataan, Senin (11/9).
Erekat mengecam penutupan kantor perwakilan negaranya tersebut dengan menyebut langkah terbaru dari Presiden Donald Trump itu memicu "eskalasi berbahaya."
"Langkah ini kembali menegaskan kebijakan pemerintahan Trump yang secara kolektif ingin menghukum warga Palestina, termasuk dengan memotong bantuan finansial untuk kemanusiaan seperti kesehatan dan pendidikan," ucap Erekat.
Sejak itu, relasi AS-Palestina tidak akur. Trump bahkan belakangan memutuskan menyetop bantuan bagi UNRWA, organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina.
Selain itu, dalam beberapa minggu terakhir, AS telah memotong lebih dari US$200 miliar bantuan langsung ke Palestina.
Selain itu, pemotongan dana bantuan juga dilakukan Trump lantaran geram atas desakan Palestina kepada Mahkamah Pidana Internasional untuk menyelidiki Israel, sekutu dekat AS, terkait dugaan kejahatan perang selama ini.
Dikutip AFP, keputusan penutupan misi Palestina di AS muncul tepat sebelum peringatan 25 tahun Perjanjian Oslo yang digagas AS sebagai dasar perdamaian Israel-Palestina.
Poin penting dalam perjanjian itu salah satunya adalah pengakuan PLO terhadap negara Israel dan sebaliknya, pengakuan pemerintah Israel terhadap PLO sebagai perwakilan rakyat Palestina dan mitra negosiasi.
Selain itu, perjanjian Oslo juga membahas kerangka menuju perdamaian Israel-Palestina. (has)
Baca Kelanjutan AS Disebut Akan Tutup Kantor Perwakilan Palestina : https://ift.tt/2O3XoipBagikan Berita Ini
0 Response to "AS Disebut Akan Tutup Kantor Perwakilan Palestina"
Post a Comment