Hingga saat ini, belum ada kelompok militan yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan di warnet itu. Namun, otoritas setempat menuduh pelaku pengeboman itu merupakan kelompok militan Bangsamoro Islamic Freedom (BIFF) yang berafiliasi dengan ISIS.
"BIFF yang bertanggung jawab (terhadap insiden itu)," kata Panglima Militer FIlipina Cirilito Sobejana kepada AFP. "Kelompok itu muncul untuk menabur kekacauan."
Kantor Wali Kota Isulan dan pejabat militer melaporkan dari 15 korban yang luka, empat di antaranya berada dalam kondisi kritis.
Sebelumnya, pekan lalu juga sempat terjadi ledakan yang sama di lokasi yang tidak jauh dari ledakan saat ini. Ledakan yang terjadi pada 28 Agustus itu, menewaskan tiga orang.
Tragedi bom di Isulan ini merupakan aksi kekerasan terbaru yang terjadi di selatan Filipina, wilayah rentan akan aksi pemberontakan dan separatisme. Beberapa kelompok bersenjata masih aktif melawan pemerintah sejak satu dekade lalu.
Berdasarkan data pemerintah Filipina, konflik berkepanjangan di selatan Filipina telah menewaskan lebih dari 100.000 jiwa.
Insiden kemarin terjadi ketika Presiden Rodrigo Duterte telah memberlakukan perluasan hukum otonomi khusus bagi minoritas Muslim di wilayah itu. Perluasan otonomi diharapkan bisa membantu mengakhiri konflik dan kekerasan di sana.Meski begitu, sejumlah pihak khawatir jika perluasan otonomi jusru mendorong kelompok-kelompok militan menggencarkan aksinya di wilayah itu untuk menggagalkan upaya perdamaian.
Duterte juga masih memberlakukan status darurat militer di selatan FIlipina, terutama Mindanao, hingga akhir 2018 ini setelah ISIS berupaya menguasai wilayah Marawi tahun lalu. (eks)
Baca Kelanjutan Bom Ledakkan Warnet di Filipina Selatan, Satu Tewas : https://ift.tt/2NK6UqHBagikan Berita Ini
0 Response to "Bom Ledakkan Warnet di Filipina Selatan, Satu Tewas"
Post a Comment