Pendukung Brexit Perkirakan Uni Eropa Menangkan Perundingan

Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris dan pendukung Brexit garis keras, Boris Johnson memperkirakan Uni Eropa akan memenangkan perundingan terkait Brexit dengan pemerintah Inggris.

Sejak mengundurkan diri sebagai Menlu Juli lalu, Johnson telah kembali ke pekerjaan lamanya di koran Thte Telegraph. Ia membuat kolom secara reguler untuk menghajar kebijakan Perdana Menteri Theresa May terkait negosiasi Brexit.

Dalam tulisan terakhirnya, Johnson mengibaratkan perundingan ini seperti pertandingan gulat yang sudah dicurangi.

"Saya khawatir, Kemenangan Uni Eropa sudah tidak terelakkan lagi. (Sementara) Inggris akan terbaring setengah sadar di atas ring dengan 12 bintang berputar diatas kepala," jelas Johnson mengidiomkan ketidakberdayaan Inggris, seperti dikutip AFP.

Sebelumnya, pria ini menjadi salah satu pimpinan dalam kampanye referendum Brexit. Ia diangkat menjadi sekretaris Luar Negerai pada Juli 2016 saat Inggris memulai negosiasi rumit dengan Brussel terkait keinginan Inggris untuk melepaskan diri dari Uni Eropa.

Johnson dikenal sebagai salah satu anggota garis keras di kabinet May. Ia mengajukan pengunduran diri dari kabinet bersama dengan Sekretaris Brexit David Davis setelah memilih untuk keluar dari rencana Chequers.

Rencana ini bertujuan agar Inggris tetap meninggalkan Uni Eropa. Tapi, Inggris ingin tetap berada di area perdagangan bebas dengan Uni Eropa. Caranya dengan membuat perjanjian pajak khusus dan buku aturan umum.

Johnson sesama garis keras lainnya berpikir kebijakan ini membuat Inggris terlalu dekat dengan blok Uni Eropa. Sementara pimpinan Uni Eropa sendiri telah berulang kali mempertanyakan kelayakan rencana ini dan menyatakan perlunya diskusi lebih lanjut.

Ditentang oleh partainya sendiri, Perdana Menteri May meyakinkan bahwa ia tak akan menandatangani kesepakatan dengan Brussel jika tidak menguntungkan Inggris.

Perundingan dengan Brussel saat ini tengah mengalami jalan buntu akibat isu perbatasan Irlandia dan Irlandia Utara yang menjadi bagian dari Inggris. Persoalan hubungan dagang masa depan keduanya juga menjadi isu yang menghambat. (eks)

Let's block ads! (Why?)