Layaknya Presiden Donald Trump, Bolsonaro juga sangat minim pengalaman di bidang politik. Namun, ia dipastikan akan menjadi presiden Brasil pada 1 Januari mendatang.
Selama menjadi anggota kongres, Bolsonaro tak banyak menorehkan prestasi. Namanya melambung karena tak terlibat korupsi, isu yang belakangan membuat warga Brasil frustrasi.
Ia menjadi cibiran publik karena komentar kontroversialnya yang meremehkan perempuan, kaum gay, dan kulit hitam.
Dua tahun lalu, Bolsonaro menyebut bahwa "kesalahan kediktatoran adalah menyiksa dan tidak membunuh."
Kini, ia pun berjanji untuk memerintah dengan otoritasm tapi bukan otoritarianisme.
Ia sendiri pernah ditikam di bagian perut saat sedang berkampanye pada September lalu. Tiga pekan dirawat di rumah sakit, ia tetap berkampanye melalui media sosial.
Pengagum Trump
Dakam beberapa kampanyenya, Bolsonaro mengaku sangat mengagumi Trump. Sama dengan Trump, Bolsonaro juga mengklaim akan membenahi segala masalah nasional di negaranya.
Ia berjanji akan memperbaiki Brasil yang terkenal dengan kejahatan, skandal korupsi, perekonomian lemah yang sempat memicu kemarahan masyarakat.
"Dia membicarakan 'politikus' seolah-olah dia bukan bagian dari dunia itu. Dia ingin tampil sebagai orang yang kuat yang akan memerangi skandal korupsi," kata Michael Mohallem, seorang profesor hukum dari Getulio Vargas Foundation.
Seperti Trump, Bolsonari juga memegang dukungan dari sektor bisnis, serta kaukus dengan julukan "Beef, Bullet and Bible" yang terdiri dari sektor pertanian, kelompok keamanan, dan Kristen evangelis.
Remehkan perempuan, gay, dan kulit hitam
Lahir pada 1955, Bolsonaro sendiri tumbuh di tengah keluarga penganut agama Katolik Italia.
Sempat menjadi anggota penerjun payung di militer, Bolsonaro memulai karier politiknya pada 1988 sebagai anggota dewan di Rio de Janeiro.
Dua tahun kemudian, ia terpilih menjadi anggota Majelis Rendah Kongres dan memicu kontroversi dengan pernyataan kebenciannya terhadap perempuan dan sikap rasis.
Pada 2003 lalu, Bolsonaro mengatakan bahwa seorang anggota parlemen perempuan yang menjadi rivalnya 'tidak layak untuk diperkosa.'
Tahun 2011, dia mengatakan kepada majalah Playboy bahwa ia lebih suka jika anak-anaknya tewas dalam kecelakaan ketimbang menjadi gay.
Lima tahun kemudian, Bolsonaro mendukung penggulingan mantan presiden sayap kiri, Dilma Roussef, dan memberikan kekuasaan kepada mantan pejabat militer yang memimpin unit penyiksa pada masa kediktatoran Brasil.
Karena kekuatan fisik dan politiknya, Bolsonaro dijuluki "Kuda Besar". Julukan itu kembali digaungkan ketika ia selamat dari penusukan saat kampanye.
Dikenal dengan kekuatannya ini, Bolsonaro menyebut situasi keluarganya yang memiliki satu putri di tengah empat putra sebagai "kelemahan." (cin/has)
Baca Kelanjutan Jair Bolsonaro, 'Trump Tropis' Presiden Terpilih Brasil : https://ift.tt/2AwiZvEBagikan Berita Ini
0 Response to "Jair Bolsonaro, 'Trump Tropis' Presiden Terpilih Brasil"
Post a Comment