
Gheith ditahan kepolisian Israel pada 25 November terkait penyelidikan penjualan tanah. Hakim pengadilan Yerusalem Chavi Toker mengatakan Gheith akan ditahan hingga Selasa (4/11) besok.
Polisi mengatakan sedang menyelidiki Gheith karena diduga terlibat penangkapan seorang warga Palestina-Amerika Serikat, Issam Akel, oleh otoritas Palestina.
Penjualan seperti itu dianggap warga Palestina sebagai bentuk pengkhinatan.
Gheith sempat ditahan dalam kasus yang sama pada 20 Oktober lalu. Saat itu, ia diinterogasi selama dua hari sebelum akhirnya dibebaskan.
Badan Keamanan Dalam Negeri Israel (Shin Bet), mengatakan Gheith dituduh terlibat kegiatan ilegal oleh otoritas Palestina di Yerusalem.
Gheith juga sempat diperiksa beberapa kali dalam beberapa pekan terakhir. Tak hanya kantor Gheith, rumah dinasnya juga sempat digeledah polisi Israel pada 4 November lalu.
Otoritas Palestina mengecam keras penangakapan Gheith yang dianggap Ramallah sebagai bentuk tekanan dari Tel Aviv terkait kasus Akel.
Sementara itu, pengacara Gheith, Rmai Othman, mengatakan keputusan pengadilan israel untuk membebaskan kliennya menunjukkan kasus tersebut tidak serius.
"Mereka (Israel) hanya ingin mengusik dia (Gheith)," kata Othman kepada AFP.
"Mereka tidak suka posisi Gheith," paparnya menganggap bahwa Israel tak ingin Gheith tetap menjadi gubernur Yerusalem.
Yerusalem memang telah lama menjadi salah satu sumber konflik Palestina-Israel, di mana kedua negara sama-sama mengklaim kota suci bagi tiga agama itu sebagai ibu kota masa depan mereka.
Israel menduduki wilayah Yerusalem timur sejak memenangkan Perang Enam Hari pada 1967 lalu. Sejak itu, Israel mencaplok kawasan yang dianggap ilegal oleh sejumlah negara.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gubernur Palestina untuk Yerusalem Kini Jadi Tahanan Rumah"
Post a Comment