
Benny menyatakan tetap mengutamakan diplomasi dalam mencapai tujuan mereka. Namun, dia tak bisa menghalangi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menggelar operasi militer untuk melawan pemerintah Indonesia yang dianggap menjajah.
"Kami tidak ingin ada pertumpahan darah. Kami ingin pemerintah Indonesia hadir dalam perundingan internasional untuk membicarakan soal referendum. Itu adalah upaya kami yang sesungguhnya," kata pemimpin Gerakan Kemerdekaan Papua Barat, Benny Wenda, seperti dilansir The Guardian, Kamis (6/12).
Wenda meminta seluruh elemen gerakan Gerakan Kemerdekaan Papua Barat tetap tenang. Namun, jika serdadu TPNPB wilayah Nduga dipimpin Egianus Kogoya ternyata memang menyerang warga sipil, maka hal ini menjadi tidak lazim. Sebab selama ini mereka hanya menargetkan aparat, baik TNI maupun Polri.
Mereka yang diciduk termasuk dua warga Indonesia dan seorang warga Australia. Dia juga menuding TNI-Polri kerap menggunakan kekerasan sebagai alasan untuk menambah pasukan dan mengintimidasi warga sipil.
"Untuk memperbaiki sesuatu kita perlu tahu apa yang keliru, tetapi kami tidak bisa mempercayai pemerintah Indonesia terkait insiden Nduga," kata Benny.
Juru bicara Komite Nasional Papua Barat, Victor Yiemo menyatakan seluruh pasukan mereka kini mundur ke hutan-hutan. Namun, dia menyatakan konflik akan meningkat karena TNI-Polri mengirim pasukan tambahan untuk memburu Kogoya dan anak buahnya.
Wakil Kepala Penerangan Kodam XII/Cendrawasih Letnan Kolonel Infanteri Dax Sianturi mengatakan hingga saat ini tercatat ada 16 jasad yang meninggal dalam penembakan di Nduga.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemimpin OPM Imbau Pendukung Tenang Usai Penembakan Nduga"
Post a Comment