
Weyand mengkritik upaya Perdana Menteri Inggris Theresa May dalam penanganan pembicaraan perceraian dengan UE.
"Ada risiko kegagalan yang sangat nyata. Bukan secara desain tetapi secara 'kecelakaan'," ujar Weyand kepada para ahli yang diundang oleh kalangan think tank European Policy Centre, seperti diberitakan AFP.
Weyand komplain bahwa May menahan kabinetnya pada masa kelam selama 18 bulan negosiasi intens. Sebagai hasilnya, ucap Weyand, banyak anggota parlemen Westminster terkejut pada isi kesepakatan pemisahan May yang ditandatangani pemimpin EU pada November, kemudian ditolak.Saat ini May sedang mencari cara buat menyesuaikan dan menyelaraskan deklarasi politik tentang masa depan Inggris dan EU dengan harapan mendapat dukungan domestik.
Namun, prospek hari Brexit, yakni pada 29 Maret, tanpa ada kesepakatan apapun, kemungkinan bakal terjadi.
Pada Selasa (29/1), anggota parlemen Inggris akan melalukan voting pada sejumlah amandemen. Setelah itu, ada kemungkinan May akan dipaksa menunda tanggal Brexit atau merevisi kesepakatan keluar UE.
"Sekarang ada beberapa ide yang mengudara lagi, dan itu terasa seperti 'Groundhog Day' terkait batas waktu terakhir ke solusi atau klausa keluar sepihak. Biar saya meyakinkan Anda: Tidak ada satupun ini yang baru," ucap Weyand.Weyand mengingatkan negosiasi berada di London, sementara itu tidak ada negosiasi antara EU dan Inggris. (fea)
Baca Kelanjutan Inggris Terancam Brexit Tanpa Kesepakatan dengan Uni Eropa : http://bit.ly/2sSgQFRBagikan Berita Ini
0 Response to "Inggris Terancam Brexit Tanpa Kesepakatan dengan Uni Eropa"
Post a Comment