
"Presiden tidak menghormati sikap damai, dan jawabannya adalah melakukan serangan militer terhadap kami," tutur pihak ELN dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP, pada Senin (21/1).
ELN menyatakan tentara militer Kolombia membom salah satu kamp mereka pada 25 Desember 2018 lalu, di mana keluarga petani terdekat terkena dampaknya.
ELN menambahkan operasi yang dilakukan terhadap akademi tersebut sah menurut hukum perang, tanpa korban non-kombatan.
Akademi kepolisian yang diserang, menurut pernyataan ELN, adalah instalasi militer, di mana para taruna menerima pelatihan untuk menjadi anggota intelejen dan melakukan operasi militer.
Pemboman pada Kamis pekan lalu dikabarkan menewaskan 20 orang termasuk pelaku.
Serangan tersebut berdampak besar pada perundingan damai ELN dengan Kolombia yang belum juga rampung. Duque mengancam akan membatalkan perundingan damai tersebut, menanggapi insiden pemboman itu.
Menanggapi serangan bom mobil tersebut, ribuan warga Kolombia melakukan aksi unjuk rasa anti teror pada Minggu pekan lalu.
Aksi protes itu tersebar di sejumlah kota di Kolombia, di mana para demonstran mengibarkan bendera sambil meneriakkan slogan-slogan seperti "pembunuh pengecut" dan "hidup itu suci".
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Militan Kolombia Mengaku Bertanggung Jawab Atas Bom Mobil"
Post a Comment