
Klaim itu disampaikan Trump dalam pidato kepresidenan yang disiarkan secara langsung dari Gedung Putih, seperti dilansir CNN, Rabu (9/1). Dia beralasan tembok perbatasan penting untuk melindungi warga Negeri Abang Sam dari serbuan pendatang ilegal dan narkoba.
"Seluruh rakyat AS tersakiti dengan arus pendatang yang tidak terkendali," kata Trump dalam pidatonya.
Trump juga melontarkan sejumlah klaim soal pendatang yang dianggap keliru. Yakni dia menyatakan para imigran di AS cenderung menjadi penjahat. Namun, menurut penelitian lembaga Cato Institute pada 2018 menyatakan dari hasil telaah data para narapidana mereka menarik kesimpulan ada kecenderungan penduduk yang lahir di AS justru menjadi penjahat ketimbang pendatang.
Trump juga mengklaim sampai saat ini fraksi Partai Demokrat di Dewan Perwakilan menolak menyetujui anggaran tembok perbatasan. Dia juga menuduh fraksi Demokrat meminta konsep penghalang perbatasan diubah menjadi pagar besi ketimbang tembok beton.
Tuduhan itu langsung dibantah oleh Ketua Dewan Perwakilan AS, Nancy Pelosi. Menurut dia fraksi Demokrat hanya mau meloloskan anggaran pembangunan penghalang perbatasan sebesar US$1,3 miliar. Mereka juga menyangkal meminta pengubahan konsep dari tembok beton menjadi pagar besi.
"Presiden memilih ketakutan. Kami hanya ingin memulai dengan fakta," kata Pelosi.
Penutupan pemerintahan AS kini sudah memasuki hari ke-18. Dampaknya mulai dirasakan rakyat AS, mulai dari layanan pemerintahan yang terhambat hingga subsidi bagi warga miskin yang tersendat. (ayp)
Baca Kelanjutan Trump Mengeluh Lagi Soal Perbatasan, Demokrat Anggap Keliru : http://bit.ly/2TBJPt6Bagikan Berita Ini
0 Response to "Trump Mengeluh Lagi Soal Perbatasan, Demokrat Anggap Keliru"
Post a Comment