
"Saya telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dan dia sepenuhnya setuju, untuk tidak mengizinkan Hoda Muthana kembali ke Negara ini!," cuit Trump melalui akun Twitternya, seperti dilansir CNN, Kamis (21/2).
Hoda Muthana yang berasal dari Alabama yang pergi ke Suriah dan bergabung dengan ISIS pada November 2014. Pompeo bahkan menyatakan Muthana yang saat ini ditahan di kamp pengungsi Kurdi sudah bukan warga AS.
"Hoda Muthana bukan warga negara AS dan tidak akan diterima di Amerika Serikat. Dia tidak memiliki dasar hukum, tidak ada paspor AS yang sah, tidak ada hak untuk paspor, atau visa untuk bepergian ke Amerika Serikat," kata Pompeo.
Akan tetapi setelah ISIS terus digempur dan semakin terdesak, Muthana kini terpaksa mengungsi di Suriah Utara bersama dengan anaknya yang masih bayi. Berbanding terbalik dengan sikap sebelumnya, saat ini dia mengaku menyesal. Apalagi dia juga sudah membakar paspornya.
"Ketika saya pergi ke Suriah saya adalah seorang perempuan muda yang naif, emosional, dan sombong. Untuk mengatakan bahwa saya menyesali kata-kata di masa lalu, setiap rasa sakit yang saya sebabkan pada keluarga saya dan permasalahan lain yang saya sebabkan pada negara saya, akan sulit bagi saya untuk mengekspresikannya dengan benar," tulis Muthana.
Perwakilan keluarga, Hassan Shibly, membantah pernyataan Pompeo yang menyatakan Muthana bukan warga AS. Menurut Shibly, Muthana lahir di Hackensack, New Jersey pada 1994 lantas dibesarkan di Hoover, Alabama.
Padahal menurut asas ius soli yang dianut AS, Muthana mendapat kewarganegaraan AS, karena lahir di negara itu. Keluarga Muthana berencana menggugat pemerintah AS soal status kewarganegaraan itu.
Muthana mengaku ditangkap pasukan AS pada 10 Januari lalu di gurun Suriah, ketika hendak kabur dari pertempuran. Sekitar 59 warga AS diyakini bergabung dengan ISIS.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Donald Trump Tolak Pemudi AS Pengikut ISIS yang Minta Pulang"
Post a Comment