Saksi mata mengatakan protes anti-Moise itu terjadi di depan kantor polisi yang berdekatan dengan lembaga pemasyarakatan di Aquin tersebut.
Insiden ini terjadi di tengah kekhawatiran akan kondisi penjara di Haiti yang selama ini dianggap paling tidak manusiawi di dunia oleh sejumlah kelompok pegiat hak asasi manusia.
Oktober lalu, sebuah penyelidikan mengungkapkan bahwa tiga perempat dari 11.839 orang yang dipenjara di Haiti masih menunggu keputusan pengadilan dan waktu penundaan kadang bisa lebih dari satu dekade.
Ketika para narapidana sengsara di tahanan, warga di luar penjara juga sedang menyuarakan protes mereka di ruas-ruas jalan di ibu kota, Port-au-Prince, selama sepekan terakhir untuk menuntut pengunduran diri Moise.
Penyelidikan menemukan sekitar US$2 miliar atau setara dengan Rp28,1 triliun dana program itu disalahgunakan. Para demonstran menuntut presiden menanggapi laporan penyalahgunaan wewenang serta dugaan penggelapan dana pembangunan di negara Karibia yang miskin itu.
Sebuah laporan pada Januari lalu mengenai penyalahgunaan dana juga menyebutkan sebuah perusahaan yang pada saat itu dipimpin oleh Moise menjadi penerima dana proyek pembangunan jalan yang tidak pernah memiliki kontrak kerja sama.
Kelompok mediasi yang terdiri dari seorang pejabat senior dari PBB, Brasil, dan koalisi negara-negara Barat telah menyerukan politisi Haiti untuk berdialog membahas krisis, memikirkan korban dan kerusakan yang timbul akibat protes.
Sementara pemerintah tidak memberikan tanggapan terhadap tuntutan para demonstran, kelompok oposisi juga tak mampu menawarkan solusi konkret terhadap krisis, selain meminta presiden untuk mundur. (syf/has)
Baca Kelanjutan Hampir 80 Tahanan Kabur dari Penjara Haiti : http://bit.ly/2tlM4WhBagikan Berita Ini
0 Response to "Hampir 80 Tahanan Kabur dari Penjara Haiti"
Post a Comment