
"Kemlu telah mendapatkan konfirmasi bahwa korban WNI adalah seorang perempuan yang tinggal di Roma Italia dan bekerja untuk World Food Program (WFP) PBB," papar juru bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir, melalui pernyataan yang diterima CNNIndonesia.com pada Senin (11/3).
Arrmanatha menuturkan Duta Besar RI di Roma telah bertemu dengan keluarga korban dan menyampaikan kabar duka tersebut.
Armanatha mengatakan KBRI Roma akan terus berkoordinasi dengan keluarga korban, KBRI Addis Ababa di Ethiopia, dan kantor WFP Roma untuk kepengurusan jenazah dan dukungan bagi keluarga.
Pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines jatuh tak jauh dari di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, saat hendak menuju Nairobi, Kenya, 10 Maret 2019.
Pesawat itu mengangkut 157 penumpang dari 32 negara dan seluruhnya dipastikan tewas dalam kecelakaan itu.
Sebanyak 32 korban berkewarganegaraan Kenya, 18 Kanada, sembilan Etiopia, delapan Italia, delapan China, delapan Amerika Serikat, tujuh Inggris, tujuh Perancis, enam Mesir, lima Belanda, empat India, empat Slovakia, tiga Austria, tiga Swedia, tiga Rusia, dua Maroko, dua Spanyol, dua Polandia, dan dua Israel.
Sementara masing-masing satu korban berasal dari Indonesia, Belgia, Somalia, Norwegia, Serbia, Togo, Mozambik, Rwanda, Sudan, Uganda, dan Yaman.
Selain itu, empat korban lainnya memegang paspor Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang belum teridentifikasi kewarganegaraannya.
Hasil penyelidikan sementara, pilot Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan 302 itu sempat meminta untuk kembali, setelah beberapa menit lepas landas dari bandara Bole di Addis Ababa pada pukul 08.38 pagi waktu setempat.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Staf PBB dari RI Jadi Korban Dalam Insiden Ethiopian Airlines"
Post a Comment