
"Periode transisi dapat dipercepat tergantung pada perkembangan di lapangan dan kesepakatan antara semua pemangku kepentingan," ujar Abdelsalam di hadapan Dewan Keamanan PBB, Jumat (12/4).
Di tengah desakan warga, mereka pun merencanakan pertemuan dengan semua kubu dalam perpolitikan Sudan untuk membicarakan pemerintahan sipil kelak.
"Dewan [militer] akan menjadi penjamin pembentukan pemerintahan sipil dengan kolaborasi dengan pasukan politik dan semua pemangku kepentingan. Tak ada pihak yang akan disingkirkan," ucap Abdelsalam.
Indikasi kudeta Bashir mulai menguat ketika Kementerian Pertahanan dan angkatan bersenjata mulai mengerahkan pasukan dan mengepung kediaman presiden. Mereka juga menarik seluruh ajudan presiden.
"Saya mengumumkan atas nama Menteri Pertahanan telah melengserkan rezim dan menahan presiden di tempat aman," kata Menteri Pertahanan Sudan, Awad Ibnouf.
Kudeta dilakukan setelah gelombang unjuk rasa untuk menuntut Bashir mundur kian gencar sejak pekan lalu.
Setelah Bashir turun, angkatan bersenjata mengerahkan pasukan untuk berjaga-jaga di Ibu Kota, Khartoum. Namun, mereka tidak menghentikan massa yang turun ke jalan merayakan kejatuhan Bashir.
Kelompok pegiat Sudan, Asosiasi Profesional Sudan (SPA), meminta militer segera menyerahkan kekuasaan kepada rakyat untuk membentuk pemerintahan peralihan.
"Kami tidak menerima pemerintah saat ini melanjutkan pemerintah, atau membiarkan militer mengisi kekuasaan," kata juru bicara SPA, Elmuntasir Ahmed. (has)
Baca Kelanjutan Di PBB, Sudan Buka Kemungkinan Percepat Transisi Pemerintahan : http://bit.ly/2IfB9XwBagikan Berita Ini
0 Response to "Di PBB, Sudan Buka Kemungkinan Percepat Transisi Pemerintahan"
Post a Comment