
"Selain mendiskusikan isu-isu yang berkembang di kawasan dan global saat ini, kesempatan ini juga akan dipakai kedua menlu untuk melihat perkembangan pembahasan negosiasi perjanjian perdagangan kedua negara," ucap Direktur Jenderal Asia Pasifik Kemlu RI, Desra Percaya, dalam jumpa pers di kantornya, Jumat (5/4).
Kerja sama itu tertuang dalam perjanjian Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA). IK-CEPA diharapkan mampu menggenjot nilai perdagangan kedua negara supaya mencapai target US$30 miliar atau Rp424,2 triliun pada 2022 mendatang.
"Target penyelesaian IK-CEPA itu November tahun ini. Itu target yang diharapkan, tapi pelaksanaannya tergantung dinamika negosiasi itu sendiri berdasarkan perkembangan," kata Desra.
Hambatan penyelesaian pakta dagang tersebut antara lain komitmen investasi Korsel yang harus dimasukkan ke dalam CEPA.
Selain itu, Indonesia juga belum bisa menerima proposal penurunan tarif Korsel untuk produk yang sensitif seperti besi dan baja. Indonesia juga tidak mau meliberalisasi sektor telekomunikasi seperti proposal Korea.
Selain itu, nilai perdagangan Indonesia dengan Korsel juga tidak signifikan dibanding negara lainnya.
Sebagai contoh, nilai perdagangan bilateral kedua negara pada tahun lalu mencapai US$18,62 miliar atau tumbuh 14,08 persen dibanding tahun sebelumnya US$16,32 miliar. Sementara itu, nilai perdagangan antara Korsel dan Vietnam mencapai US$60 miliar pada periode yang sama.
Enggar yakin negosiasi kali ini bisa berlangsung lancar karena Korsel juga sudah memberikan lampu hijau.
"Karena presidennya masing-masing sudah beda, jadi kedua pemimpin sama-sama memprioritaskan kesepakatan ini," tutur Enggar. (rds/has)
Baca Kelanjutan Menlu Korsel Akan ke Indonesia Bahas Pakta Dagang : http://bit.ly/2CWSZdOBagikan Berita Ini
0 Response to "Menlu Korsel Akan ke Indonesia Bahas Pakta Dagang"
Post a Comment