
Seperti dilansir Reuters, Jumat (26/4), imbauan juga disampaikan oleh para pemuka agama. Mereka meminta supaya para jemaah saling melindungi dari aksi teror.
Pemuka Katolik di Sri Lanka, Kardinal Malcolm Ranjith, juga menyarankan seluruh umat Nasrani melakukan misa di rumah sampai pemberitahuan lebih lanjut.
"Keamanan yang utama," kata Malcolm.
Sampai saat ini aparat sudah menangkap 76 orang yang diduga terlibat aksi teror bom itu. Termasuk di dalamnya warga Suriah dan Mesir.
Sejumlah warga Muslim di Sri Lanka dilaporkan mengungsi. Mereka menghindari aksi balas dendam atau razia. Pemerintah setempat juga mengerahkan sekitar 10 ribu serdadu untuk membantu proses penggeledahan dan membantu pengamanan tempat-tempat ibadah.
Rangkaian teror bom pada 21 April lalu yang merenggut nyawa 253 orang dan melukai 500 orang.
Pemerintah Sri Lanka menuduh Jemaah Tauhid Nasional (NTJ) dan Jemaah Agama Ibrahim sebagai pelaku serangan bom. Namun, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim mereka bertanggung jawab atas aksi teror itu. Hal ini juga yang diduga memicu aksi balas dendam terhadap umat Islam setempat.
Aparat menyatakan mereka sudah mengenali delapan pelaku bom bunuh diri. Satu di antaranya adalah perempuan.
Menteri Pertahanan Sri Lanka, Hemasiri Fernando, memutuskan mengundurkan diri pada Kamis (25/4) kemarin. Dia mengaku bertanggung jawab akibat gagal mencegah teror bom. (ayp)
Baca Kelanjutan Waspada Teror, Intelijen Sri Lanka Imbau Hindari Rumah Ibadah : http://bit.ly/2UCkIXaBagikan Berita Ini
0 Response to "Waspada Teror, Intelijen Sri Lanka Imbau Hindari Rumah Ibadah"
Post a Comment