
The New Straits Times melaporkan bahwa sebanyak 32 petugas penegak hukum dewan lokal distrik Segamat, negara bagian Johor Selatan, akan dikerahkan untuk memantau 185 restoran.
"Mereka terdengar meyakinkan ketika berbicara bahasa Indonesia dan Pakistan sehingga pelanggan akan percaya bahwa mereka benar-benar bekerja untuk memasak dan menyajikan makanan."
Masni menuturkan para petugas yang menyamar akan mengambil gambar diam-diam ketika mereka melihat warga Muslim kedapatan membeli makanan dan minuman di siang hari.
Malaysia menerapkan sistem hukum ganda, di mana sejumlah negara bagian menerapkan syariat Islam, salah satunya Johor.
Berdasarkan data, lebih dari 60 persen dari total 32 juta penduduk Malaysia merupakan etnis Melayu dan beragama Islam.
Meski warga Malaysia mayoritas adalah Muslim, sebuah organisasi non-profit yang mempromosikan hak perempuan Islam bernama Sisters in Islam mengecam kebijakan tersebut.
"Kami sangat menuntut agar semua pihak menghentikan tindakan memata-matai yang memalukan ini," bunyi pernyataan Sisters in Islam. (rds/has)
Baca Kelanjutan Menyamar Jadi Koki, Otoritas Malaysia Razia Warga Tak Puasa : http://bit.ly/2VWHpuBBagikan Berita Ini
0 Response to "Menyamar Jadi Koki, Otoritas Malaysia Razia Warga Tak Puasa"
Post a Comment