
Sri Lanka mengerahkan tentara untuk mengamankan beberapa sekolah setelah peristiwa bom bunuh diri yang menewaskan 253 jiwa. Meskipun begitu, masih banyak orang tua murid yang khawatir akan munculnya serangan lanjutan, sehingga mereka belum mengizinkan anak-anak untuk bersekolah.
Dissanayake beserta orang tua lainnya juga berada di sekolah untuk membantu pengamanan.
"Sampai kami yakin dengan situasi keamanan di luar, kami tidak akan mengizinkan putra-putri kami bersekolah," tegas Dissanayake.
Meskipun patroli keamanan telah diperketat, banyak ruang kelas masih terlihat kosong. Termasuk beberapa sekolah swasta dan gereja-gereja Katolik yang masih tutup.
Hal ini juga terjadi atas arahan Uskup Agung Kolombo, Malcolm Ranjith, yang menghimbau sekolah-sekolah Katolik di Provinsi Barat termasuk Kolombo dan sekitarnya agar ditutup selama pekan ini.
Sekolah Hindu di Batticaloa di pantai timur juga terlihat sejumlah orang tua membantu mencari tas-tas sekolah di gerbang masuk.
Menurut penuturan T. Yasodharan, kepala Universitas Sivananda, para orang tua masih belum yakin keamanan telah normal. Terbukti, hanya 30 persen dari total mahasiswa Universitas Sivananda yang datang ke kelas pada Senin kemarin. (ajw/ayp)
Baca Kelanjutan Pelajar Sri Lanka Masih Ragu Masuk Sekolah Usai Teror : http://bit.ly/2VhINreBagikan Berita Ini
0 Response to "Pelajar Sri Lanka Masih Ragu Masuk Sekolah Usai Teror"
Post a Comment