Perintah itu diterbitkan beberapa jam setelah maskapai United Airlines menangguhkan penerbangan dari New Jersey menuju Mumbai, India, yang terbang melalui wilayah udara Iran.
FAA menuturkan berdasarkan sistem radar penerbangan, pesawat komersial terdekat yang terbang di wilayah itu berjarak 72 kilometer dari lokasi terbang drone AS RQ-4 Global Hawk itu sebelum jatuh ditembak rudal jarak jauh Iran.
"Ada banyak pesawat penerbangan sipil yang beroperasi di daerah itu saat insiden terjadi," bunyipernyataanFAA seperti dikutip
AFP.
Meski larangan FAA tersebut tidak berlaku bagi maskapai negara lain, tetapi biro penerbangan internasional, OPSGROUP, mempertimbangkan larangan itu untuk diberlakukan maskapai secara global.
"Sejak insiden MH17, semua negara bergantung pada saran AS, Inggris, Prancis, dan Jerman untuk menyoroti risiko wilayah udara. Ancaman penembakan pesawat sipil di Iran adalah nyata," papar OPSGROUP.
Maskapai Malaysia Airlines bernomor MH17 jatuh setelah ditembak rudal di langit Ukraina dalam penerbangan dari Amsterdam, Belanda menuju Kuala Lumpur pada Juli 2014 lalu.
Insiden itu menewaskan seluruh 298 penumpang dan menjadi momok baru bagi keamanan penerbangan internasional, terutama di wilayah konflik.
Dua maskapai AS, American Airlines dan Delta Air Lines menyatakan tidak akan menerbangkan pesawatnya melalui wilayah udara Iran. Maskapai Jepang seperti Japan Airlines dan ANA Holdings Inc juga menuturkan hal serupa.
Akan tetapi, berdasarkan penelusuran dari situs Flightradar24, maskapai Qatar Airways dan Etihad Airways masih melewati wilayah yang dilarang FAA sekitar pukul 03.00 GMT. (rds/ayp)
Baca Kelanjutan AS Larang Maskapai Lintasi Langit Iran Pasca Insiden Drone : http://bit.ly/2FmXW0ABagikan Berita Ini
0 Response to "AS Larang Maskapai Lintasi Langit Iran Pasca Insiden Drone"
Post a Comment