"Bersamaan dengan keberadaan drone intai AS di wilayah saat itu juga terdapat pesawat P-8 milik AS dengan 35 awak di dalamnya. Pesawat ini juga memasuki ruang udara Iran dan bisa kami tembak jatuh, tetapi kami tidak melakukannya," kata Kepala Divisi Dirgantara Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Amirali Hajizadeh, seperti dilansir Reuters, Jumat (21/6).
Pesawat Boeing P-8 Poseidon adalah pesawat khusus militer yang biasa digunakan Angkatan Laut AS. Burung besi itu berfungsi untuk operasi anti-kapal selam dan serang permukaan, serta pengintaian. Perangkatnya dibuat khusus untuk bisa tersambung dengan pesawat intai nirawak RQ-4 Global Hawk.
Utusan AS untuk Iran, Brian Hook, mengkritik sikap IRGC. Menurut dia, seharusnya Iran lebih mengutamakan jalur diplomasi ketimbang kekuatan militer. Atas sikap AS itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, menyerang balik Hook.
Hesameddin Ashena, penasihat Presiden Iran, Hassan Rouhani, menyarankan kepada Presiden AS, Donald Trump, supaya segera mencabut sanksi untuk meredakan ketegangan.
"Perang dan sanksi seperti dua sisi pada koin yang sama. Jika Anda tidak ingin perang, maka harus melakukan sesuatu terhadap sanksi," kata Ashena.
Pemerintah Iran menyatakan mereka juga menerima peringatan dari Trump, melalui perantaraan Oman, bahwa AS sempat berencana menyerang Iran pada Jumat dini hari. Dalam pesan itu Trump juga meminta Iran sama-sama berunding.
"Dalam pesan itu Trump mengatakan, 'Kami tidak ingin perang, tetapi berdialog,' dengan memberi batas waktu. Namun, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan menolak 'segala macam dialog'," kata seorang sumber di Oman.
IRGC menyatakan telah menembak jatuh drone pengintai RQ-4 Global Hawk di selatan Provinsi Hormozgan, tepatnya di dekat distrik Kouhmobarak.
Melalui situsnya, IRGC menyatakan drone itu ditembak karena telah memasuki wilayah udara Iran.
Pesawat tak berawak itu mampu beroperasi selama 30 jam lebih untuk mengumpulkan gambar citra satelit dengan resolusi tinggi dalam setiap keadaan cuaca.
Ketegangan antara Iran dan AS terus memanas dalam beberapa bulan terakhir terutama setelah insiden sabotase dua kapal tanker Arab Saudi di Teluk Oman pada pekan lalu dan empat kapal tanker Saudi di perairan lepas Uni Emirat Arab pada 12 Mei lalu.
AS dan sekutunya di Timur Tengah, Saudi, menyalahkan Iran atas kedua insiden tersebut. Teheran membantah telah bertanggung jawab atas sabotase itu.
Sejak ketegangan kedua negara memanas, AS telah mengirim pasukan tambahan, termasuk kapal induk dan dua pesawat pengebom B-52 ke Timur Tengah.
Meski begitu, Trump menegaskan Negeri Paman Sam tak berniat untuk berperang dengan Iran. (ayp/ayp)
Baca Kelanjutan Iran Sebut Nyaris Tembak Jatuh Pesawat AL AS Selain Drone : http://bit.ly/2L61EzbBagikan Berita Ini
0 Response to "Iran Sebut Nyaris Tembak Jatuh Pesawat AL AS Selain Drone"
Post a Comment