Kabar pengiriman informasi mengenai nuklir ini pertama kali diungkap oleh seorang senator dari Partai Demokrat, Tim Kaine, pada Selasa (4/6).
Kaine membeberkan bahwa pengiriman pertama dari dua transfer tersebut dilakukan pada 18 Oktober 2018, berselang 16 hari setelah Khashoggi dilaporkan tewas di gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.
Setelah itu, AS kembali menyepakati transfer informasi mengenai nuklir ke Saudi pada Februari lalu.
Selama ini, AS sendiri sudah menyepakati 810 transfer informasi serupa ke Saudi untuk membantu pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir Riyadh.
Biasanya, AS langsung merilis pihak perusahaan penerima informasi mengenai nuklir tersebut. Namun, dalam dua pengiriman belakangan ini, Kementerian Energi tidak mengungkap pihak penerima.
Insiden tersebut menuai kritik dari berbagai belahan dunia. Aparat Turki bahkan menuding pemerintahan Saudi sebagai dalang di balik pembunuhan jurnalis pengkritik kerajaan tersebut.
Namun, sikap Trump terhadap Saudi dianggap terlalu lembek, padahal Badan Intelijen AS (CIA) dilaporkan sudah menarik simpulan bahwa MbS memerintahkan langsung pembunuhan Khashoggi.
Sejumlah pihak di AS, terutama kubu oposisi, pun menganggap Trump terjerumus dalam konflik kepentingan demi menyelamatkan kesepakatan bisnis dengan Saudi.
Kaine pun menyebut waktu pengiriman informasi itu "sangat mengejutkan" dan menunjukkan "pola perilaku yang mengganggu." (has)
Baca Kelanjutan Trump Transfer Info Nuklir ke Saudi Usai Pembunuhan Khashoggi : http://bit.ly/2wMrXCtBagikan Berita Ini
0 Response to "Trump Transfer Info Nuklir ke Saudi Usai Pembunuhan Khashoggi"
Post a Comment