"(Duterte) tengah mempertimbangkan dengan serius untuk memutus hubungan diplomatik dengan Islandia," kata juru bicara kepresidenan Filipina, Salvador Panelo, seperti dilansir AFP, Rabu (17/7).
Resolusi PBB untuk mengusut dugaan pelanggaran HAM dalam perang narkoba Duterte dipimpin oleh Islandia dan 18 negara lain. Sedangkan 14 negara termasuk China menentang resolusi itu. Sebanyak 15 negara anggota PBB memilih abstain termasuk Jepang.
"Resolusi yang diadopsi oleh Islandia berat sebelah, sangat picik dan partisan," ujar Panelo.
Jaksa penuntut di Mahkamah Internasional (ICC), Fatou Bensouda, juga mengusulkan supaya mengusut dugaan pelanggaran HAM dalam perang narkoba Duterte. Karena hal itu Filipina resmi hengkang dari keanggotaan ICC sejak 17 Maret lalu.
Duterte balik mencibir sikap Islandia terkait resolusi itu.
"Apa sih masalah Islandia? Hanya es. Itu masalah mereka. Mereka kebanyakan es. Mereka idiot. Mereka enggak paham masalah sosial, ekonomi dan politik Filipina," kata Duterte.
Meski demikian, baik Filipina dan Islandia tidak mempunyai kedutaan besar di masing-masing negara. Hubungan yang terjadi dalam segi kerja sama ekonomi.
Islandia menanamkan modal dalam proyek eksplorasi energi panas bumi (geotermal) di Filipina. Kemudian Filipina mengirim warganya untuk bekerja sebagai pegawai, buruh pabrik, hingga perawat di rumah sakit.
Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, menyatakan mereka sudah berencana keluar dari keanggotaan Dewan HAM PBB. Namun, nampaknya keputusan itu urung dilakukan. (ayp/ayp)
Baca Kelanjutan Duterte Hina Islandia Sebab Menentang Perang Narkoba Filipina : https://ift.tt/2GbKCMLBagikan Berita Ini
0 Response to "Duterte Hina Islandia Sebab Menentang Perang Narkoba Filipina"
Post a Comment