Jakarta, CNN Indonesia -- Hubungan diplomatik antara
Filipina dan Islandia saat ini tengah memanas. Penyebabnya adalah Presiden
Rodrigo Duterte murka karena Islandia mendukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelidiki dugaan pembunuhan tanpa proses hukum dalam perang melawan
narkoba di negaranya.
"(Duterte) tengah mempertimbangkan dengan serius untuk memutus hubungan diplomatik dengan Islandia," kata juru bicara kepresidenan Filipina, Salvador Panelo, seperti dilansir AFP, Rabu (17/7).
Duterte sampai saat ini selalu membantah dugaan pelanggaran hak asasi manusia dalam perang melawan narkoba yang dia gelar sejak awal menjabat pada 2016. Pemerintah Filipina mencatat sekitar 6.600 orang telah terbunuh oleh polisi dalam operasi anti narkoba. Namun, kalangan aktivis mengatakan korban tewas mencapai 27 ribu orang.
Resolusi PBB untuk mengusut dugaan pelanggaran HAM dalam perang narkoba Duterte dipimpin oleh Islandia dan 18 negara lain. Sedangkan 14 negara termasuk China menentang resolusi itu. Sebanyak 15 negara anggota PBB memilih abstain termasuk Jepang.
"Resolusi yang diadopsi oleh Islandia berat sebelah, sangat picik dan partisan," ujar Panelo.
Jaksa penuntut di Mahkamah Internasional (ICC), Fatou Bensouda, juga mengusulkan supaya mengusut dugaan pelanggaran HAM dalam perang narkoba Duterte. Karena hal itu Filipina resmi hengkang dari keanggotaan ICC sejak 17 Maret lalu.
Duterte mempertahankan kebijakan perang narkoba berdarah yang diduga saat ini menelan ribuan korban meninggal dengan alasan melindungi negaranya. Meski dikritik, Duterte menyatakan tidak peduli karena selama ini negara lain tidak pernah peduli dengan Filipina.
Duterte balik mencibir sikap Islandia terkait resolusi itu.
"Apa sih masalah Islandia? Hanya es. Itu masalah mereka. Mereka kebanyakan es. Mereka idiot. Mereka enggak paham masalah sosial, ekonomi dan politik Filipina," kata Duterte.
Meski demikian, baik Filipina dan Islandia tidak mempunyai kedutaan besar di masing-masing negara. Hubungan yang terjadi dalam segi kerja sama ekonomi.
[Gambas:Video CNN]
Islandia menanamkan modal dalam proyek eksplorasi energi panas bumi (geotermal) di Filipina. Kemudian Filipina mengirim warganya untuk bekerja sebagai pegawai, buruh pabrik, hingga perawat di rumah sakit.
Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, menyatakan mereka sudah berencana keluar dari keanggotaan Dewan HAM PBB. Namun, nampaknya keputusan itu urung dilakukan. (ayp/ayp)
Let's block ads! (Why?)
Baca Kelanjutan Duterte Hina Islandia Sebab Menentang Perang Narkoba Filipina : https://ift.tt/2GbKCML
Bagikan Berita Ini
Related Posts :
Duterte Perintahkan Penahanan Anggota Parlemen Pengkritiknya
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan penahanan Senator An… Read More...
Bawa Penari Tak Senonoh, Kepala Sekolah TK di China Dipecat[unable to retrieve full-text content]
Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak di China dipecat karena meng… Read More...
Topan Jebi Hantam Jepang, Enam Tewas dan Ratusan LukaJakarta, CNN Indonesia -- Topan Jebi yang melanda Jepang sejak Selasa (4/9) pukul 10.00 pagi wa… Read More...
VIDEO: Arus Imigran ke Libya Turun, Perjalanan Kian Mematikan
Reuters/Artho Viando, CNN Indonesia | Selasa, 04/09/2018 20:43 WIB
Bagikan :
Jakarta, C… Read More...
Badai Jebi, Jepang Perintahkan 1,19 Juta Warga Evakuasi
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Jepang mengeluarkan perintah evakuasi untuk 1,19 juta warganya… Read More...
0 Response to "Duterte Hina Islandia Sebab Menentang Perang Narkoba Filipina"
Post a Comment