
Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan bahwa longsor mulai terjadi pada Sabtu (6/7) pagi, setelah hujan lebat setebal 35 sentimeter tak henti mengguyur wilayah kamp Cox's Bazar selama 72 jam.
Seorang pejabat UNHCR, Areez Rahman, mengatakan kepada AFP bahwa longsor tersebut menghancurkan setidaknya 30 kamp dan menewaskan satu perempuan berusia 50 tahun.
Kini, hanya ada beberapa kamp yang kondisinya masih memadai untuk menampung pengungsi, salah satunya Kutupalong.
"Rumah saya sudah terlalu penuh. Saya khawatir bagaimana saya bisa memberi makan semua orang ini," ujar Mohammad.
Senada dengan Nur, pemimpin Kamp Kutupalong, Dil Mohammad, juga mengaku khawatir akan nasib para pengungsi tersebut.
"Anak-anak menderita diare dan kami tidak punya air minum yang cukup," tutur Dil.
Para pengungsi tersebut kabur untuk menghindari persekusi di Myanmar selama beberapa tahun belakangan ini.
Sejak kekerasan militer di negara bagian Rakhine memanas pada 2017 lalu, sekitar 740 ribu orang Rohingya mengungsi ke Bangladesh, menyusul 200 ribu orang yang sudah kabur ke negara tersebut sebelumnya.
Keamanan para pengungsi ini sangat mengkhawatirkan karena lokasi kamp sangat rentan bencana.
Pada 2017 lalu, badai muson menerjang area sekitar kamp penampungan pengungsi Rohingya hingga menewaskan 170 orang. (has)
Baca Kelanjutan Longsor di Kamp Rohingya, 4.500 Orang Kehilangan Perlindungan : https://ift.tt/2LD2KD3Bagikan Berita Ini
0 Response to "Longsor di Kamp Rohingya, 4.500 Orang Kehilangan Perlindungan"
Post a Comment