
Seperti dilansir CNN, Senin (30/12), serangan udara itu digelar pada Minggu kemarin pukul 11.00 waktu setempat, dengan menggunakan jet tempur F-15 Strike Eagle. Saat dibombardir, terjadi dua kali ledakan susulan di lokasi yang diduga akibat amunisi yang disimpan.
Menurut Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS (Pentagon), Jonathan Hoffman, serangan itu dilakukan tepat sasaran dan diyakini akan melemahkan kekuatan milisi KH. Menteri Pertahanan AS, Mark Esper, dilaporkan terlebih dulu meminta restu Presiden Donald Trump sebelum menggelar serangan tersebut.
Menurut keterangan Unit Pasukan Rakyat (PMU atau Hashd al-Shaabi), sebanyak 19 orang meninggal akibat serangan AS. Milisi KH adalah salah satu dari sekian banyak kelompok bersenjata Syiah yang bernaung di bawah organisasi tersebut.
Menurut Juru Bicara PMU, Jewad Kadum, sampai saat ini mereka masih melakukan evakuasi di lokasi serangan.
Serangan udara AS ini dianggap sebagai pembalasan dendam terhadap milisi Syiah. Seperti yang terjadi pada Jumat pekan lalu, seorang tentara bayaran AS tewas dan empat prajurit luka-luka saat markas mereka di Kirkuk diserang roket.
Menurut Hoffman, milisi KH diduga mendapat pasokan senjata dan amunisi dari satuan tempur elite Iran, Pasukan Quds. Hal ini adalah buntut perseteruan antara AS dan Iran.
AS memutuskan menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 (Joint Comprehensive Plan Of Action) dan kembali menjatuhkan serangkaian sanksi kepada Iran. Alasannya adalah terus melanjutkan proyek pengembangan rudal dan diduga terlibat dalam sejumlah peperangan, seperti Suriah dan Yaman.
Bahkan AS memasukkan korps prajurit elite Iran, Korps Garda Revolusi (IRGC), ke dalam daftar teroris. Iran yang mempunyai sejumlah sekutu milisi di Timur Tengah diduga menargetkan pasukan AS yang berada di Irak sebagai aksi balasan. (ayp/ayp) Baca Kelanjutan AS Bombardir Markas Milisi Syiah Irak, 19 Tewas : https://ift.tt/356k0GW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AS Bombardir Markas Milisi Syiah Irak, 19 Tewas"
Post a Comment