1. Parlemen Irak Minta AS Keluar Pascakematian Jenderal Iran
Parlemen Irak meminta pemerintah negara itu mengeluarkan ribuan prajurit Amerika Serikat (AS) dari sana setelah pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani di Baghdad. Dalam peristiwa serangan roket drone di bandara Baghdad tersebut turut tewas salah satu figur militer Irak, Abu Mahdi al-Muhandis.
Seperti dilansir AFP, saat ini ada 5.200 prajurit AS yang bertugas di Irak untuk mendukung pasukan lokal mencegah bangkitnya kembali milisi ISIS. Para prajurit Paman Sam itu menjadi bagian dari koalisi internasional yang diundang Irak pada 2014 silam untuk melawan ISIS.
2. Trump Ancam Balas Serangan Balik Iran dengan Senjata Baru
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam bakal menyerang dengan senjata baru bila Iran memutuskan 'membalas dendam' atas kematian perwira tingginya, Mayor Jenderal Qasem Soleimani. AS telah membunuh Soleimani menggunakan serangan roket di Bandara Internasional Irak pada Jumat (3/1).
"AS baru saja menghabiskan US$2 triliun untuk perlengkapan militer. Kami adalah yang paling besar dan sejauh ini adalah yang terbaik di dunia! Jika Iran menyerang markas AS, atau orang Amerika, kami akan mengirim beberapa perlengkapan baru ini ke mereka...dan tanpa ragu," cuit Trump melalui akun Twitter pribadinya, Minggu (5/1).
3. Kebakaran Hutan, WNI Diimbau Tinggalkan Daerah Australia
Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemenlu) melalui platform sarana informasi yang dikembangkan untuk kebutuhan wisata, studi, dan bekerja bernama Safe Travel mengimbau kepada Warga Negara Indonesia (WNI) agar tidak bepergian ke wilayah tertentu di Australia terkait kebakaran hutan.
[Gambas:Video CNN]
Situs safetravel.id menyatakan pada 4 Januari, New South Wales Rural Fire Service telah mengumumkan wilayah New South Coast antara Batemans Bay dan perbatasan Victoria adalah 'Tourist Leave Zone'. (dea)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Parlemen Irak Usir Tentara AS hingga WNI Hindari Australia"
Post a Comment