Fakta ini pertama kali diketahui oleh Komisi Olahraga Filipina (PSC) ketika mengadakan program bermain bersama pengungsi anak Marawi di salah satu kamp penampungan di Kota Iligan.
"Di sini, kami memang belum melakukan riset, tapi para pelatih kami melaporkan bahwa ketika permainan berlangsung, anak-anak dari Marawi itu menganggap militan sebagai pahlawan mereka. Wow!" tutur Kepala PSC, William Ramirez, Jumat (28/7).
Para pelatih PSC tersentak ketika sejumlah anak menjawab ingin menjadi anggota ISIS karena kelompok militan itu memberikan mereka makanan dan memberi upah kepada para ayah, sementera pemerintah tak melakukan apa-apa.
Ia lantas berpikir dan menemukan kemungkinan, seorang anak di Filipina selatan dapat memiliki pola pikir seperti itu karena warisan kebencian dari era kolonial Spanyol dan Amerika, juga kekerasan militer serta pemerintah di masa lampau.
PSC pun bertekad untuk tetap menjalankan program bermain di pusat-pusat penampungan pengungsi semacam ini guna mengajarkan kepada generasi muda mengenai indahnya perbedaan dan pentingnya perdamaian.
"Ada pepatah yang mengatakan, ketika anak bermain, kemanusiaan dirayakan," kata Ramires, sebagaimana dilansir Inquirer. (has)
Baca Kelanjutan Pengungsi Anak Marawi Anggap Teroris sebagai Pahlawan : http://ift.tt/2vOh9C4Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pengungsi Anak Marawi Anggap Teroris sebagai Pahlawan"
Post a Comment