Peretas disebut secara sengaja mempublikasikan ucapan palsu Sheikh Tamim di saluran televisi QNA yang berisi pernyataan dukungan terhadap Iran--musuh bebuyutan Saudi--serta sejumlah organisasi terlarang seperti Hamas dan Hizbullah.
Hacker juga disebut memalsukan pernyataan Sheikh Tamim yang menyebut dirinya mendukung Israel dan menganggap Presiden Amerika Serikat Donald Trump tak akan lama berkuasa.
Meski pemerintah Qatar membantah, pernyataan itu menjadi berita besar di sejumlah media negara Teluk hingga memicu kecaman terhadap Doha.
Kurang dari sepekan, tepatnya pada 5 Juni lalu, Saudi, UEA, Bahrain, Mesir, Yaman, dan Libya, memutus segala bentuk hubungan diplomatik hingga kekonsuleran dengan Qatar.
Sementara itu, Duta Besar UEA untuk AS, Yousef al-Otaiba, membantah laporan tersebut, menganggap tuduhan terhadap pemerintahannya itu “salah”.
“Yang benar di sini adalah perilaku Qatar yang mendukung dan membiayai kelompok ekstremis dari Taliban hingga Hamas dan juga Qadafi. Negara itu juga mendukung serta menghasut kekerasan, dan mendorong radikalisasi sehingga merusak stabilitas keamanan negara tetangganya,” tutur Otaiba.
Kementerian Luar Negeri AS juga menolak mengomentari laporan tersebut.
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani mengatakan negaranya hanya menjadi korban berita palsu yang dibuat media Saudi dan UEA.
Doha pun telah bekerja sama dengan Biro Investigasi Federal AS (FBI) untuk menyelidiki dugaan peretasan yang menyerang kantor berita negaranya tersebut.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Uni Emirat Arab Dituding jadi Dalang Kisruh Qatar"
Post a Comment