Pernyataan ini dilontarkan Ahmad Zahid menyusul beredarnya spekulasi bahwa Perdana Menteri Najib Razak akan menggelar pemilu setelah pelaksanaan Southeast Asian Games yang akan berlangsung Agustus ini di Kuala Lumpur.

“[September] terlalu cepat, [pemilu] akan digelar setelah itu,” tutur Ahmad Zahid saat berbicara dalam acara open house Partai UMNO, pada Senin (17/7).
Sekitar 50 ribu warga Malaysia hadir dalam acara ramah tamah partai berkuasa itu. PM Najib, yang merupakan Presiden UMNO, pun turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Najib mengatakan, banyaknya warga Malaysia yang hadir dalam acara tersebut menandakan besarnya dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Barisan Nasional (BN)—koalisi partai terbesar di parlemen—yang telah berkuasa selama 60 tahun.
“[BN] adalah pemerintah dengan rekam jejak 60 tahun kepemimpinan. UMNO kini berusia 71 tahun. Kami telah memimpin negara menjadi seperti yang sekarang ini,” kata Najib di depan wartawan.
“Tidak hanya itu, kami juga memiliki visi dan struktur kepemimpinan yang jelas, sebuah hirarki yang jelas, arah serta kemampuan yang jelas, untuk masa depan negara ini,” tuturnya menambahkan.

Sebaliknya, tutur Najib, koalisi oposisi, Pakatan Harapan, diniliai memiliki ketidakpastian pemimpin. Pernyataan itu merupakan serangan Najib yang ditujukan bagi rival utamanya yakni eks PM Mahathir Mohamad.

“Sebagai rakyat biasa, kenapa Anda ingin mengambil risiko [memilih pemerintahan] ketika ada UMNO dan BN dengan catatan kepemimpinan yang solid,” ucap Najib.
“Meski, beberapa tidak begitu senang dengan apa yang mereka lihat sebagai kekurangan dan kelemahan [kepemerintahan kami], namun, pada umumnya dunia telahmemberi penghargaan kepada kami atas prestasi membanggakan yang dicapai negara ini,” paparnya menambahkan.
Najib juga menantang Mahathir, yang merupakan pemimpin koalisi oposisi, untuk bisa membuktikan ucapannya pada September 1998 lalu.

Diberitakan Channel NewsAsia, saat itu, Mahathir yang tengah menjabat sebagai PM menuduh wakilnya, Anwar Ibrahim, melakukan perilaku tidak bermoral sehingga dianggapnya tak layak memimpin negara. 

Tak lama, sekitar akhir 1990-an, Anwar dicopot dari jabatannya dan dipenjara atas tuduhan kasus sodomi dan korupsi. Anwar membantah segala tuduhan terhadapnya, mengaggap semua tudingan tersebut bermotif politik. Anwar kembali divonis masuk penjara selama lima tahun pada 2013 lalu atas dugaan kasus kriminal lainnya. Saat itu, Najib sudah menjabat sebagai perdana menteri.
Anwar bersama para pendukungnya menganggap penangkapan terbarunya itu juga sarat politik, yang bertujuan membunuh karakter serta mengakhiri karirnya sebagai seorang politikus dan pejabat negara.
Selama ini, Mahathir Mohamad memang menjadi politikus paling vokal yang menentang pemerintahan Najib. Mantan PM Malaysia periode 1981-2003 ini juga sering turun langsung dalam sejumlah aksi massa yang menentang Najib mundur, seperti aksi Gerakan Bersih pada pertengahan November lalu.
Pria berusia 91 tahun itu bahkan mempertimbangkan untuk ikut serta dalam pemilu mendatang jika seluruh partai oposisi setuju atas pencalonannya.
(les)
Baca Kelanjutan Malaysia Isyaratkan Gelar Pemilu Setelah September : http://ift.tt/2t6hTkdBagikan Berita Ini
0 Response to "Malaysia Isyaratkan Gelar Pemilu Setelah September"
Post a Comment