Mohamed Houli Chemlal (21), mengatakan dirinya mengetahui rencana itu dua bulan lalu. Hal itu disampaikan dalam persidangan pertama sejak serangan ganda itu menewaskan 15 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.
Empat tersangka yang menjalani persidangan itu adalah bagian dari sel beranggota 12 orang. Delapan orang lain yang diyakini terlibat dalam teror penabrakan mobil itu sudah tewas.
Setelah sidang seharian di hadapan hakim, Chemlal dan seorang tersangka lain, Driss Oukabir (27), ditahan dan didakwa melakukan serangan teror.
Namun tersangka ketiga yang merupakan pemilik mobil, Mohamed Aallaa, dilepaskan dengan syarat karena tidak ada cukup bukti.
Hakim meminta waktu tiga hari untuk menentukan apakah tersangka keempat, Salh El Karib--pengelola toko yang menyediakan layanan panggilan internasional--mesti ditahan atau dilepaskan.
Chemlal, seorang warga Spanyol, mengatakan kepada hakim bahwa sel itu merencanakan "serangan dalam skala yang jauh lebih besar, mengincar monumen" menggunakan bom, kata seorang sumber yang dikutip AFP.
Sang tersangka telah mengetahui sebagian rencana itu "setidaknya dua bulan lalu," kata sumber tersebut.Mengenakan piyama rumah sakit dengan tangan kanan yang diperban, Chemlal dibawa ke persidangan setelah dokter menyatakan ia cukup sehat untuk diinterogasi, kata seorang juru bicara pengadilan.
Dia terluka dalam ledakan tak sengaja di markas yang digunakan untuk membuat bom sel terorisnya. Salah seorang yang tewas dalam ledakan itu adalah seorang imam, Abdelbaki Es Satty, yang diyakini sebagai tokoh ideologis di balik para pelaku.
Chemlal bisa selamat karena ia berada di teras saat ledakan terjadi.
Kepada hakim, dia mengatakan bahwa sang imam ingin menjadi pelaku bom bunuh diri. Sumber yang dikutip AFP mengatakan bahwa di antara empat tersangka, dua menyalahkan imam tersebut sementara dua lagi menampik mengenalnya.Sebelumnya, polisi telah mengungkap bahwa para tersangka telah menyiapkan bom untuk "satu serangan lagi di Barcelona."
Rincian rencana mereka dibeberkan dalam dokumen dakwaan yang dikeluarkan setelah sidang pertama.
Polisi yang mengecek reruntuhan markas teroris itu menemukan "sejumlah besar gas butana, aseton, air oksigen, bikarbonat, sejumlah besar paku ... dan detonator untuk memicu ledakan," bunyi dokumen tersebut.
Barang-barang itu merupakan bahan kunci dari TATP--bahan peledak yang digunakan kelompok teror ISIS. Serangan ini pun telah diklaim oleh mereka.
Di reruntuhan, polisi juga menemukan selembar kerta yang diselipkan ke dalam buku berwarna hitau, bertuliskan "surat singkat untuk tentara ISIS di wilayah Al Andalus bagi para tentara salib, pedosa, orang-orang yang tak adil dan koruptor."
Al Andalus adalah nama wilayah yang dikuasai bangsa Moor hingga 1492.
Namun, ledakan yang tak disengaja itu memaksa para pelaku untuk melancarkan rencana lain.
Setelah kehilangan bom dan dua anggotanya dalam ledakan rumah yang berlokasi di Alcanar itu, para pelaku memutuskan untuk menyewa mobil van.Namun, mereka sekali lagi terkendala karena pengemudinya terkena kecelakaan tak jauh dari Cambrils, lokasi salah satu serangan.
Van kedua yang disewa oleh Driss Oukabir digunakan dua jam kemudian dalam serangan di Barcelona.
Di pengadilan, Oukabir mengaku menyewa mobil tersebut hanya untuk pindahan.
Aalla, pemilik mobil Audi yang digunakan dalam serangan di Cambrils, menyatakan kendaraan tersebut didaftarkan atas namanya hanya untuk asuransi. Penggunanya adalah Said, adiknya.Persidangan itu digelar lima hari setelah serangan ganda tersebut.
Kepolisian Spanyol pada Senin kemarin menembak mati Younes Abouyaaqoub, buron terakhir yang diyakini sebagai pengemudi mobil maut di Barcelona.
Meski polisi Catalan menyatakan sel itu telah diatasi, penyidik masih mencari tahu apakah ada pihak lain yang membantu mereka. </span> (aal)
Baca Kelanjutan Tersangka Teroris Barcelona Ungkap Rencana Serangan Besar : http://ift.tt/2vngjKSBagikan Berita Ini
0 Response to "Tersangka Teroris Barcelona Ungkap Rencana Serangan Besar"
Post a Comment