Bocoran dokumen yang dirilis oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) pada Minggu (5/11) itu menunjukkan Ross memegang saham di salah satu perusahaan perkapalan, Navigator, melalui rantai investasi offshore.
Perusahaan itu ternyata menjalin kerja sama menguntungkan dengan Sibur, perusahaan gas Rusia yang juga dimiliki oleh Kirill Shamalov, suami dari putri Putin, Katerina Tikhinova.
Ross sendiri sudah melepaskan jabatannya di Navigator pada November 2014, dan hanya menanamkan saham di perusahaan itu setelah ia diangkat menjadi Mendag oleh Trump pada tahun ini.
Namun, sebagai pemegang saham, dia tetap mendapat keuntungan dari perusahaan Rusia yang dijalankan oleh keluarga Putin dan sekutu-sekutu dekatnya, beberapa di antaranya berada di bawah sanksi AS.
Sejumlah analis pun mengatakan bahwa bisnis ini sangat bermasalah. Daniel Fried yang pernah menjabat sebagai asisten Menteri Luar Negeri hubungan Eropa dan Eurasia pada masa George W Bush, mengatakan bahwa hubungan Ross dengan "kroni Putin" dapat melemahkan sanksi AS.
"Saya tidak mengerti mengapa ada orang yang memutuskan menjalin hubungan seperti ini ketika dia akan menduduki posisi senior dalam pemerintahan. Apa yang dia pikirkan?" katanya.
Namun, seorang pejabat senior Kemlu AS yang merancang sanksi Rusia di masa Barack Obama, Peter Harrell, mengaku tak terkejut dengan bocoran ini.
"Saya sebenarnya sangat terkejut. Mungkin seharusnya saya tidak terkejut, melihat pemerintahan ini, mungkin ada Rusia di setiap titik," ucap Harrell.
Meski demikian, laporan ini justru semakin memicu kecurigaan publik atas keterkaitan Ross dalam kasus dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan umum AS pada 2016 lalu untuk memenangkan Trump.
Sebelumnya, Ross selalu menegaskan bahwa dia tuduhan itu hanya "rumor tak berdasar."
Data yang mengungkap hubungan Ross dan Shamallov ini hanya sebagian dari 13,4 juta dokumen Paradise Papers.
Perusahaan cangkang tersebut digunakan oleh para pemain politik dunia dan perusahaan global lainnya untuk menghindari pajak melalui manuver pembukuan yang semakin imajinatif.
Bocoran tersebut pertama kali diperoleh surat kabar Jerman, Süddeutsche Zeitung, dan dibagikan ke ICIJ yang memiliki jaringan lebih dari 380 wartawan di 67 negara.
Namun, ICIJ menyatakan, ada legitimasi terhadap penggunaan jasa perusahaan cangkang offshore dan trust. ICIJ tidak menyatakan dan memberikan sugesti bahwa perusahaan yang tercatat dalam dokumen tersebut melanggar atau bertindak tidak sesuai hukum. (has)
Baca Kelanjutan Paradise Papers Gali Relasi Bisnis Mendag AS dan Mantu Putin : http://ift.tt/2Aeo34NBagikan Berita Ini
0 Response to "Paradise Papers Gali Relasi Bisnis Mendag AS dan Mantu Putin"
Post a Comment