Search

Di Majelis Umum PBB, AS Kembali Ancam Cabut Dana

Jakarta, CNN Indonesia -- Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Nikki Haley kembali mengulangi ancaman bahwa AS akan menarik dana bantuan jika lembaga itu tidak mendukung keputusan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Ancaman itu pernah disampaikan Haley melalui halaman Facebook dan Twitter, dan kembali ia ulangi ketika berbicara sebelum sidang voting Majelis Umum PBB, Kamis (22/12).

"Amerika Serikat adalah kontributor (dana) terbesar untuk PBB dan badan-badannya. Kami melakukan ini, dalam sebagian hal, untuk menyokong nilai-nilai dan kepentingan kami. Ketika hal itu terjadi, partisipasi kami di PBB bisa menghasilkan kebaikan untuk dunia. Bersama-sama kami memberi makan, pakaian, dan pendidikan untuk orang-orang yang sedang dalam keputusasaan. Kami merawat dan mempertahankan kedamaian yang sesungguhnya sangat rapuh, di tempat-tempat konflik di seluruh dunia. Dan kami menuntut pertanggungjawaban rezim-rezim pelanggar hukum. Kami melakukannya karena hal ini mewakili diri kami. Ini adalah cara-cara Amerika," ujar Haley.


"Namun kami akan jujur dengan Anda. Ketika kami membuat kontribusi berharga untuk PBB, kami juga memiliki ekspektasi bahwa kebaikan kami akan diakui dan dihormati. Ketika sebuah bangsa diserang di organisasi ini, maka bangsa itu sedang tidak dihormati. Terlebih lagi, negara itu tetap diminta untuk membayar "hak istimewa" untuk tidak dihormati."

"Dalam kasus Amerika Serikat, kami diminta untuk membayar lebih banyak dari negara lainnya untuk hak istimewa itu. Tidak seperti beberapa anggota PBB, pemerintah AS harus bertanggung jawab pada rakyatnya. Kami memiliki tanggung hawab untuk mengakui jika modal politik dan modal finansial kami dihabiskan dengan percuma."

"Kami punya kewajiban untuk berharap lebih pada investasi kami. Dan jika investasi ini gagal, kami punya kewajiban untuk mengalokasikan sumber daya kami pada cara-cara yang lebih produktif. Ini adalah pikiran yang melintas ketika kami menghadapi resolusi hari ini."

Dalam pemungutan suara Majelis Umum PBB yang digelar di New York, AS, sebanyak 128 negara mendukung resolusi untuk meminta Amerika Serikat menarik keputusannya mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Sebanyak sembilan negara lainnya menentang, dan 35 negara abstain dalam voting itu.

Sidang Majelis Umum PBB itu merupakan upaya lanjutan dari para penentang Trump terkait keputusannya yang pro-Israel.

Upaya sebelumnya di Dewan Keamanan PBB, pada Senin (18/12), menemui jalan buntu. Pasalnya, AS menggunakan hak veto untuk menggagalkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang digagas Mesir yang hendak menolak pengakuan AS atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.


Dalam pidatonya sebelum pemungutan Majelis Umum PBB tersebut, Haley juga menegaskan bahwa keputusan PBB tidak akan mempengaruhi keputusan AS, dan hanya akan mempengaruhi cara AS memandang negara lainnya di masa depan.

"Kami akan mengingatnya ketika kami diminta lagi untuk menjadi penyumbang dana terbesar pada PBB. Dan kami akan mengingatnya ketika banyak negara meminta kami untuk membayar lebih banyak lagi dan menggunakan pengaruh kami untuk kepentingan mereka."

"Amerika akan menempatkan kedutaan kami di Yerusalem. Ini yang diinginkan rakyat Amerika, dan ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Tak ada satu pun voting PBB yang bisa mempengaruhi itu."

"Namun voting ini akan berpengaruh pada cara rakyat Amerika memandang PBB dan cara kami melihat negara-negara yang meremehkan kami di PBB. Dan voting ini akan kami ingat." (vws)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Di Majelis Umum PBB, AS Kembali Ancam Cabut Dana : http://ift.tt/2DtoLOa

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Di Majelis Umum PBB, AS Kembali Ancam Cabut Dana"

Post a Comment

Powered by Blogger.