"Ini jelas memprihatinkan. Kebebasan pers tergerus," kata Guterres yang sedang berkunjung ke Tokyo, Jepang seperti dilaporkan Reuters.
"Dan mungkin alasan penangkapan jurnalis tersebut adalah karena mereka melaporkan apa yang mereka lihat dalam tragedi kemanusiaan yang luar biasa," kata Sekjen PBB itu merujuk krisis kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya.
Wa Lone dan Kyaw Soe Oo menghilang Selasa (12/12) malam setelah mengundang pejabat kepolisian untuk makan malam di pinggiran Yangon. Hingga Kamis malam, Reuters belum mendapat kabar soal penangkapan mereka secara resmi.
Para reporter didakwa "mendapatkan informasi secara ilegal dengan tujuan membaginya dengan media asing," kata kementerian dalam pernyataan, bersama foto kedua reporter yang diborgol.
Selain Gutteres, pemerintah Inggris dan Parlemen Uni Eropa juga menyerukan desakan untuk membebaskan kedua wartawan. "Saya berharap otoritas Myanmar membebaskan mereka sesegera mungkin," kata Presiden Parlemen Eropa, Antonio Tajani.
Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menyatakan keprihatinan mendalam atas penangkapan dua wartawan di Myanmar. "Kami berkomitmen pada kebebasan berpendapat dan kemampuan orang-orang untuk melaporkan fakta serta mengungkapkannya kepada publik soal apa yang terjadi di Rakhine State," kata Johnson. (nat)
Baca Kelanjutan Sekjen PBB dan Uni Eropa Desak Myanmar Bebaskan Dua Wartawan : http://ift.tt/2ClU6l6Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sekjen PBB dan Uni Eropa Desak Myanmar Bebaskan Dua Wartawan"
Post a Comment