
Indonesia termasuk salah satu negara yang lantang menolak keras keputusan Trump memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem, bentuk pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Indonesia juga termasuk negara yang mensponsori resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mengecam keputusan itu, setelah sebelumnya resolusi serupa di Dewan Keamanan PBB berhasil digagalkan AS melalui vetonya.
"Info yang kami peroleh sejauh ini belum ada indikasi Trump akan mengurangi bantuan ke Indonesia," kata Direktur Amerika I Kemlu RI, Zelda Kartika menjawab pertanyaan CNNIndonesia.com, Jumat (2/2). "Kami masih tetap cari info melalui jalur-jalur informal, hanya belum ada indikasi lain," kata dia menambahkan.
Menurut data Kemlu RI, bantuan pembangunan AS ke Indonesia antara lain berupa Assistant Arrangement antara USAID dengan Kementerian Keuangan senilai US$325 juta (sekitar Rp4,3 triliun) hingga 2019. Ada juga Millenium Challenge Account Indonesia (MCAI) selama lima tahun (2013-2018) sebesar US$600 juta (sekitar Rp8 triliun).
Juru bicara Kemlu RI Arrmanatha Christiawan Nasir juga memastikan bahwa hubungan Indonesia dan Amerika Serikat tidak terpengaruh dengan posisi Indonesia yang menentang pengakuan Trump atas Yerusalem. Dalam brifing media rutin Kamis (1/2) Arrmanatha menyebut lawatan Menteri Pertahanan AS James Mattis bar-baru ini sebagai contoh hubungan baik Indonesia-Amerika Serikat.
Adapun Trump telah menyatakan akan memangkas dana bantuan bagi pengungsi Palestina. Sekitar 70 persen bantuan bagi Badan Pengungsi Palestina UNRWA ditangguhkan Amerika Serikat. Dalam pidato kenegaraan, Trump menegaskan bahwa bantuan Amerika Serikat hanya ditujukan bagi 'teman-teman' Amerika saja.
(nat)
Baca Kelanjutan Kemlu RI: Tak Ada Indikasi AS Pangkas Bantuan ke Indonesia : http://ift.tt/2nAPaT3Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kemlu RI: Tak Ada Indikasi AS Pangkas Bantuan ke Indonesia"
Post a Comment